Nasib Pendidikan di Tepian Sungai Batang Merao

Nasib Pendidikan di Tepian Sungai Batang Merao

ilustrasi bekabar.id

Oleh:

Mukhlis, M.Pd

Banjir yang melanda Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci sejak awal tahun 2024, hingga saat ini telah memasuki bulan kelima, menyebabkan pemukiman warga di Bantaran Sungai Batang Merao terendam dan terus mengalami pasang surut hingga saat ini. Kondisi ini telah memberikan dampak yang besar, terutama pada sektor pendidikan. 

Seperti yang terjadi di SMA 5 kota sungai penuh dan SD 036/XI paling serumpun kec. Hamparan Rawang. 

Infrastruktur umum seperti gedung-gedung sekolah PAUD, TK, SD/MI, SMP dan SMA di sepanjang sungaipun harus menghadapi hal yang sama, sehingga banyak siswa yang kehilangan akses pendidikan.

Dampak banjir ini bukan hanya kerusakan fisik pada gedung sekolah dan fasilitas umum lainnya, tetapi juga kerugian besar dalam hal materi pendidikan.Buku pelajaran, alat tulis, dan peralatan sekolah lainnya rusak atau hilang, mengakibatkan terhambat dan bahkan terhentinya proses belajar-mengajar.


Kesadaran dan solidaritas masyarakat sangat penting untuk meringankan beban anak-anak yang terdampak banjir.

Kesimpulannya, nasib pendidikan anak-anak di pinggir Sungai Batang Merao yang terdampak banjir adalah tanggung jawab kita bersama. UUD 1945 Pasal 31 Ayat (1) harus menjadi landasan moral dan hukum dalam setiap upaya pemulihan dan peningkatan sistem pendidikan sekalipun di daerah rawan bencana. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat memastikan bahwa hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tetap terjaga, meskipun di tengah bencana alam.