Pemimpin Itu Teladan, Paslon Pelanggar Aturan Adalah Tipe Pemimpin Buruk Moral

Pemimpin Itu Teladan, Paslon Pelanggar Aturan Adalah Tipe Pemimpin Buruk Moral

Opini: Mabrur Alfath Didi

Pemimpin merupakan teladan bagi yang dipimpinnya. Bilamana calon pemimpin suka melanggar atau melabrak aturan, itu tipe pemimpin yang buruk moral.

Padahal, moral Pemimpin diatas segalanya. Diajang pemilu kepala daerah, kita bisa melihat tentang pikiran dan konsep membangun dari seorang pemimpin. Oleh karena itu, Jauh dari itu, moral seorang pemimpin mutlak menjadi ukuran apakah ia layak dipilih dan diteladani. 

Dari pasangan Calon Gubernur dan Wakilnya yang bertarung saat ini. Mari kita kroscek apakah mereka cukup baik secara moral atau memang suka melakukan pelanggaran. 

Sebelumnya, publik pernah dikejutkan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Al Haris yang melakukan kampanye tanpa mengikuti protokol kesehatan. Sehingga Bawaslu memberikan peringatan tertulis kepada Paslon nomor urut tiga Ini. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh pasangan Nomor urut 1. Saat menggelar kampanye di Kabupaten Bungo, acara tersebut terpaksa dibubarkan Bawaslu Bungo karena melanggar aturan kampanye yang mengumpulkan massa diruang terbuka dan tidak mengikuti protokol kesehatan. 

Pelanggaran yang dilakukan Cek Endra, ternyata tidak hanya terjadi diwaktu berkampanye.

Pada saat debat perdana Pilgub kemarin. Cek juga mengulangi kesalahan melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Pada segmen pertama penyampaian visi misi Cek tidak memaparkan apa visinya,  dan juga tidak menyampaikan misinya secara jelas. Sehingga publik tidak mendapatkan penjelasan secara rinci, apa visi dan misinya. 

Disaat segmen bertanya. Cek Endra juga melanggar mekanisme dan tata tertib debat. Cek bertanya pada paslon Nomor urut 2 tentang realisasi visi misi Jambi Tuntas. Pertanyaannya sama sekali tidak sesuai dengan mekanisme debat yang ditetapkan oleh KPU yang sudah dibacakan sebelum debat dimulai. 

Bahwa pada segmen tanya Jawab tersebut. Dijelaskan bahwa pertanyaan harus berhubungan dengan tema debat kesatu tentang menggali potensi daerah untuk kesejahteraan menuju masyarakat yang mandiri. 

Tidak sampai disitu. Segmen tanya jawab kedua, Cek Endra lagi-lagi melabrak aturan debat. Bahwa pertanyaan harus berhubungan dengan tema kedua, tentang kesadaran hukum masyarakat dalam menyelesaikan konflik daerah. Akan tetapi, Cek Endra bertanya kepada Fachrori soal realisasi dana Covid19.

Sama sekali tidak ada yang nyambung kedua pertanyaan Cek Endra dengan tema debat yang telah disusun. 

Dari hasil debat kemarin. Dapat dinilai, bahwa Cek Endra memang suka melanggar aturan yang sudah diterapkan. Tipe pemimpin yang seperti ini. Sangat tidak baik dijadikan teladan. Pemimpin yang suka melanggar aturan atau tidak mengikuti aturan yang telah diterapkan adalah Tipe Pemimpin yang buruk moral. (*)