BEKABAR.ID, KERINCI – Sebuah pernyataan kontroversial dari Muslihudin, seorang mantan pejabat yang merupakan pendukung Pasangan Calon (Paslon) HTK (H Tafyani Kasim ) memicu kemarahan di kalangan petani. Dalam status akun Facebook milik mantan pejabat tersebut menyebutkan bahwa para petani di Kerinci adalah "orang yang tidak berpengaruh" seolah-olah mengartikan tidak memiliki daya tawar dalam politik.
Pernyataan ini langsung mendapatkan respons keras dari berbagai kalangan, terutama para kelompok petani dan sejumlah politisi yang menilai bahwa ucapan tersebut merendahkan profesi yang sangat vital bagi perekonomian. Apalagi di Kabupaten Kerinci, hampir 90 persen lebih berprofesi sebagai petani.
Hal tersebut bermula ketika Muslihudin yang merupakan eks Pejabat Pemkab Kerinci yang saat ini merupakan pendukung HTK membuat status di akun Facebook nya 1 hari lalu dengan tulisan "Kita pastikan hadir kampanye 01 di lapangan pasar senin,,,mau buktikan massa 01 lebih banyak daripada massa 03".
Dalam status tersebut, salah seorang pengguna Facebook berkomentar dengan "Monggo Kek". Saat itulah Muslihudin diduga melecehkan para petani dengan bahasa seolah-olah merendahkan profesi para petani. "pendukung 01 banyak kaum intelek didalamnya sangat mungkin memberikan pengaruh suara yg luar biasa,,,sedangkan pendukung 03 hanya para petani yg kurang berpengaruh," tulis Muslihudin dalam Facebook.
Kata-kata tersebut langsung menuai kecaman, terutama dari kelompok petani yang merasa terdiskriminasi yakni diwilayah Kayu Aro yang merupakan wilayah utama pertanian di Kabupaten Kerinci.
Pengurus Kelompok Tani Kayu Aro, Pirdana, mengungkapkan bahwa "Pernyataan ini sangat merendahkan martabat petani. Mereka adalah tulang punggung pangan Indonesia khususnya di Kerinci yang hampir 90 persen lebih merupakan profesi sebagai petani dan memiliki peran besar dalam menjaga kestabilan ekonomi. Ucapan dari tim HTK tersebut menunjukkan betapa rendahnya penghargaan terhadap petani." Tegasnya.
"Menyebut petani tidak berpengaruh sama saja dengan meremehkan peran kami yang vital." Tegasnya.
Tidak hanya itu, petani dari berbagai daerah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan mantan pejabat tersebut. Seorang petani asal Gunung Raya, Yogi, mengatakan, "Kami bekerja keras setiap hari untuk mencukupi kebutuhan pangan negara terutama diwilayah Kabupaten Kerinci dan Provinsi Jambi. Kalaupun kami tidak duduk di posisi politik, bukan berarti kami tidak memiliki pengaruh. Kami adalah pemilih yang sah dan punya hak untuk menentukan masa depan Bumi Sakti Alam Kerinci ini." Ucapnya.
Kontroversi ini semakin memanaskan suasana politik menjelang Pemilu 2024. Para petani, yang menjadi kelompok pemilih penting di daerah pedesaan di Kabupaten Kerinci ini, kini semakin waspada terhadap sikap elit politik yang meremehkan peran mereka.(*)