BEKABAR.ID, JAMBI - Anggota
DPRD Provinsi Jambi dari PKB, Kemas Al Farabi meminta agar Bandara Depati Parbo
Kerinci, segera diaktifkan kembali, khususnya untuk penerbangan Jambi - Kerinci
- Jambi.
Permintaan tersebut disampaikan
Kemas mengingat kondisi jalan dengan banyaknya angkutan batubara saat ini,
memperlambat perjalanan dari Jambi ke Kerinci, begitu pula sebaliknya.
"Apalagi dengan musibah
rombongan Pak Kapolda kemarin, seharusnya menjadi pertimbangan bagi Pemda untuk
kembali mengaktifkan Bandara Kerinci yang sudah terbengkalai sejak Covid-19
kemarin," katanya, Rabu (22/2/2023).
Dikatakannya lagi, dengan
adanya penerbangan ke Kerinci, seperti rombongan Kapolda tidak perlu
menggunakan helikopter, namun bisa menggunakan penerbangan dengan pesawat jenis
ATR.
Dia mengatakan, sebelum
Covid-19 mewabah, ada penerbangan dengan pesawat ATR Wings Air tiga kali dalam
seminggu. Bandara Kerinci juga memenuhi standar untuk mendaratnya pesawat kecil
jenis ATR tersebut.
Kemas meminta Pemprov Jambi
segera menjajaki upaya adanya penerbangan tersebut, dengan maskapai. Memang
diakuinya, tentu maskapai akan memikirkan untung rugi jika penerbangan ke
Kerinci dibuka kembali.
"Wings Air itu homebase
nya di Batam, menginap pesawatnya di sana. Dengan penerbangan Batam ke Jambi,
kemudian Kerinci, memang harus ada lobi-lobi dari pemerintah. Dimana, ada
jaminan ketersediaan penumpang yang akan berangkat menggunakan pesawat
itu," katanya.
Dia menilai, perjalanan ke
Kerinci akan cukup lama ditempuh dengan jalur darat, khususnya ketika jam
operasional angkutan batubara.
Bandara ini, akan membantu
wisatawan yang akan berkunjung ke Kerinci, untuk melepas penat. Ini juga akan
meningkatkan pendapatan Kerinci dari sektor pariwisata. Dengan kondisi saat
ini, wisatawan dari luar daerah akan berfikir lagi untuk berkunjung ke Kerinci.
"Bandara Bungo bahkan
sudah membuka lagi penerbangan. Saya rasa Bandara Kerinci juga bisa,"
katanya.
Kemas mengatakan, sebenarnya
panjang landasan Bandara Bungo dan Bandara Kerinci sama, yakni 1.800 meter.
Bandara Bungo sudah bisa memfasilitasi penerbangan dengan menggunakan pesawat
Boeing, sementara Kerinci belum bisa. Hal ini menurutnya karena ketebalan aspal
kedua bandara tersebut berbeda.
"Kalau Bungo itu
ketebalan aspalnya 50 Cm, jadi bisa pesawat besar mendarat. Kerinci 30 Cm,
hanya bisa untuk pesawat kecil seperti Wings Air. Sambil berjalan, barangkali
bandara Kerinci juga bisa meningkatkan ketebalan aspalnya. Ini akan
mempengaruhi sektor wisata di Kerinci juga," tandasnya. (*)