Secercah Harapan PWPM Jambi pada Nadiem Makarim

Secercah Harapan PWPM Jambi pada Nadiem Makarim

Ketua PWPM Provinsi Jambi Heri Kusnadi (kiri), Kemendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim (kanan) / IST

BEKABAR.ID, JAMBI - Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Provinsi Jambi sambut baik kunjungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim ke Jambi.

Hal itu di sampaikan Ketua PWPM Provinsi Jambi Heri Kusnadi. Ia berharap kunjungan tersebut akan membawa kemajuan ke beberapa sektor yang di bidangi Nadiem.

"Kita sangat mengapresiasi atas kunjungan Kemendikbudristek. Dengan melihat kondisi langsung di lapangan, semoga segala persoalan di bidang pendidikan, kebudayaan dan teknologi di Jambi bisa segera dituntaskan," katanya kepada bekabar.id, Kamis (23/9/21).

Heri menuturkan secercah harapan masyarakat Jambi saat ini digantungkan kepada pendiri dan CEO Gojek ini. Terlebih saat Nadiem sudah mengunjungi Suku Anak Dalam (SAD), cagar budaya Muaro Jambi dan sekolah-sekolah di Jambi.

"Semoga di bawah pengelolaan Kemendikbudristek, cagar budaya di Jambi dapat menjadi pusat pembelajaran budaya yang mendunia dan dari segi pendidikannya pun bisa lebih berkualitas untuk kedepannya," ujar dia.

Seperti candi Muaro Jambi, Heri menjelaskan, candi tersebut merupakan situs purbakala yang banyak mempunyai sejarah serta merupakan Kawasan candi terbesar di Asia Tenggara. Maka dari itu, ia meminta Nadiem mendukung pemerintah Provinsi Jambi yang sebelumnya telah berkomitmen untuk mengembangkan kawasan Candi Muaro Jambi.

“Untuk mewujudkan itu, tentulah membutuhkan dana yang besar, jadi Provinsi Jambi akan menunggu Master Plan dari Kementerian," imbuhnya.

Perihal pendidikan, lanjut Heri, PWPM Provinsi Jambi meminta Nadiem memberikan perhatian khusus kepada para guru yang keluar masuk hutan untuk mengajar SAD.

"Terhadap guru yang memberikan pendidikan kepada SAD harus diberikan perhatian khusus, pasalnya para guru harus menjemput bola untuk mengajar kedalam hutan karena faktor SAD tidak mau belajar keluar (hutan, red)," terangnya.

Selanjutnya untuk SAD yang sedang menempuh jenjang pendidikan, Heri meminta untuk diberikan beasiswa khusus dari kementerian. "Saat ini, banyak dari SAD yang telah mengenyam pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Maka kami berharap pak menteri memberikan beasiswa khusus untuk mereka," tuturnya.

Ditambahkannya, selama ini persoalan mendasar yang dialami oleh SAD adalah kehilangan sumber penghidupan, setelah hutan yang menjadi rumah mereka beralih fungsi menjadi perkebunan dan hutan tanaman. Dengan ketidakpastian sumber kehidupan, menjadikan SAD yang kehilangan hutan juga kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka.

Saat ini sebagian SAD hidup dari memungut buah sawit. Biji-biji sawit yang sudah jatuh dari pohon diambil satu persatu dan dijual untuk membeli bahan pangan. Kondisi tersebut menyebabkan SAD sangat rawan berkonflik dengan pemilik konsesi.

Butuh kesadaran semua pihak untuk memahami kondisi yang dialami orang rimba tersebut. Penyelesaian persoalan terhadap SAD harus dilakukan secara multisektor untuk pengakuan hak orang rimba atas lahan.

"Mau dimana lagi mereka hidup, ini dulu dibenahi baru pendidikan akan memberikan hasil yang maksimal untuk mendukung kehidupan mereka," pungkasnya.

Diketahui, Nadiem makin melengkapi deretan Kabinet Indonesia Maju pada tahun ini yang telah menaruh perhatiannya secara langsung kepada warga SAD di Provinsi Jambi. Sebelumnya, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, telah lebih dulu menemui warga SAD di wilayah Batanghari. 

Kunjungan Nadiem ke SAD ini merupakan agendanya di Jambi. Dalam kunjungan ini, Nadiem lebih dulu meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap tenaga pendidik dan peserta didik di Makorem 042 Garuda Putih. Selanjutnya ia berkunjung ke Universitas Jambi. (seb)