BEKABAR.ID, KERINCI - Kerinci harus menerima kenyataan pahit pada gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-54 Tingkat Provinsi Jambi di Kabupaten Muaro Jambi. Dari seluruh kabupaten/kota peserta, Kerinci berada di posisi paling buncit, menempati peringkat ke-11 dengan total nilai 26 poin.
Hasil tersebut menjadi bahan perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kerinci. Bupati Kerinci, Monadi, yang baru menjabat 10 bulan bersama Wakil Bupati Murison, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kerinci atas capaian yang belum memuaskan. Ia menyebutkan bahwa sejumlah catatan evaluasi akan segera dilakukan, baik dari sisi pembinaan, manajemen kontingen, maupun kesiapan kafilah sejak tahap persiapan awal.
“Pertama, saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kerinci. Hasil ini jauh dari harapan kita. MTQ bukan sekadar lomba, tetapi cermin dari proses pembinaan yang harusnya berjalan dengan baik. Karena itu, akan ada evaluasi total di tingkat daerah,” ujar Monadi, Sabtu (22/11/2025) dini hari.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan memulai pembenahan sejak tahun ini. Menurutnya, pembinaan qari-qariah tidak boleh hanya berorientasi pada persiapan menjelang MTQ, namun harus dilakukan secara berjenjang, berkelanjutan, dan terukur.
“Kami akan membenahi sistemnya. Pembinaan harus dimulai dari desa dan kecamatan, bukan hanya menjelang perlombaan. Kita ingin punya lumbung qari-qariah yang kuat, bukan sekadar tim yang dadakan,” tegasnya.
Monadi juga meminta dukungan dan doa seluruh masyarakat Kerinci agar prestasi daerah dapat meningkat pada MTQ mendatang.
“Perjalanan kita masih panjang. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat, agar kerja pembinaan ini membuahkan hasil. Saya bersama Wakil Bupati akan memantau langsung prosesnya. InsyaAllah, MTQ berikutnya Kerinci tidak lagi berada di dasar klasemen,” kata Monadi.
Sementara itu, Wakil Bupati Kerinci, Murison, menyatakan bahwa hasil tahun ini menjadi alarm penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembinaan keagamaan.
“Ini bukan soal siapa yang salah, tapi soal bagaimana kita memperbaiki diri bersama. Pemerintah daerah, Kemenag, LPTQ dan para pelatih harus duduk bersama. Kita tidak ingin mengulangi hal yang sama tahun depan,” ujar Murison.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan rencana penguatan di tingkat kecamatan, termasuk peningkatan pelatihan, pendampingan, dan keterlibatan lebih banyak generasi muda dalam kegiatan tilawatil dan tahfiz.
“Ini masih masa penataan. Tapi hasil ini tidak akan kami abaikan. Justru menjadi pemantik untuk bekerja lebih sungguh-sungguh,” tutupnya.
Editor: Sebri Asdian

