Respon Dinkes Kerinci Soal DBD dan Atensi Pj Bupati Asraf

Respon Dinkes Kerinci Soal DBD dan Atensi Pj Bupati Asraf

BEKABAR.ID, KERINCI - Setelah ramai diperbincangkan soal kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kerinci akhirnya memberikan tanggapan. Kadis Kesehatan melalui Oki Mizal Putra, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kerinci, menjelaskan kepada bekabar.id bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah konkret untuk menangani kasus ini.

Oki Mizal Putra menyatakan bahwa sejak awal pihaknya sudah mengambil tindakan pencegahan dengan menggandeng petugas puskesmas dan promosi kesehatan (Promkes) di setiap desa yang terdampak. "Kami sudah bersosialisasi dengan petugas puskesmas dan melibatkan petugas promkes untuk mengajak masyarakat melakukan gotong royong dalam rangka Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ini dilakukan di desa-desa yang mencatat kasus DBD," jelasnya, Minggu (15/09/24).

Selain sosialisasi, Dinkes juga telah mendistribusikan Abate ke seluruh puskesmas agar proses abatesasi dapat segera dilaksanakan. Abate tersebut kemudian disebar oleh petugas puskesmas di wilayah kerja (wilker) yang terkena dampak, guna menekan penyebaran nyamuk penyebab DBD. "Langkah ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas penurunan kasus DBD," tambah Oki.

Mengenai tren kasus DBD, Oki menyebutkan bahwa lonjakan kasus sebenarnya sudah mulai terjadi sejak beberapa bulan lalu, tetapi kini kasusnya sudah mulai menurun. "Kasus DBD bukan baru marak sekarang, tetapi sejak beberapa bulan yang lalu. Namun, saat ini jumlah kasus sudah cukup menurun dibandingkan periode sebelumnya," ungkapnya.

Menurut Oki, abate yang dibagikan tidak seluruhnya didistribusikan secara massal. Hal ini karena petugas puskesmas terlebih dahulu melakukan pemeriksaan jentik nyamuk dari rumah ke rumah. "Pembagian abate disesuaikan dengan hasil pemeriksaan jentik oleh petugas di lapangan," ujarnya.

Dari segi edukasi, Oki menegaskan bahwa petugas Promkes secara konsisten memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara-cara pencegahan DBD. "Edukasi yang sudah kami berikan kepada masyarakat cukup efektif. Namun, gotong royong dalam PSN sangatlah penting untuk memastikan penurunan kasus DBD secara signifikan," pungkasnya.

Dengan langkah-langkah ini, Dinkes Kerinci berharap kasus DBD dapat terus menurun, dan masyarakat semakin aktif dalam mendukung upaya pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga kebersihan lingkungan.

Persoalan ini juga mendapatkan atensi dari Pj Bupati Asraf, kepada bekabar.id dia mengatakan akan meminta Dinkes Kerinci segera untuk melakukan pemetaan wilayah terdampak “Segera lakukan foging secepatnya dan turun kan petugas ke desa - desa sesegera mungkin,” ujarnya, Minggu (15/09/24).

Sebelumnya kasus DBD di Kabupaten Kerinci terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Data terbaru mengungkapkan lonjakan yang mengkhawatirkan, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kerinci dinilai tidak mengambil langkah memadai untuk menangani situasi ini.

Kepala Desa Sungai Abu, Antoni Rozi, menyampaikan bahwa di desanya jumlah pasien DBD telah meningkat drastic di desanya. Dia mengungkapkan sudah ada lima warga Desa Sungai Abu yang terkena DBD, dan meskipun telah disampaikan ke Puskesmas setempat serta diteruskan ke Dinas Kesehatan, tindakan konkret dari dinas hingga kini belum terlihat.

"Sudah disampaikan ke Kapus, dan Kapus juga sudah menyampaikan ke dinas, tapi mereka beralasan tidak ada anggaran. Walaupun anggaran minim, kan masih bisa dilakukan sosialisasi atau tindakan preventif kepada masyarakat. Ini yang kami tunggu," tegas Rozi dengan nada prihatin.

Rozi juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada konfirmasi dari Dinas Kesehatan terkait penanganan kasus DBD di Sungai Abu. "Sampai sekarang belum ada tim Dinkes yang turun, baik untuk sosialisasi maupun penanganan langsung. Di sekitar rumah-rumah yang terdampak, masih ada warga yang demam lebih dari lima hari, dan mereka tampak enggan diperiksa. Kami khawatir, mereka juga bisa terkena DBD," lanjutnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, di mana seorang warga dilaporkan terkena DBD beberapa hari lalu. "Iya, ada satu orang yang dirawat di rumah sakit, tapi sudah pulang kemarin," ungkap salah seorang warga pada Minggu (15/09/24).

Selain laporan dari masyarakat, kritik keras juga disampaikan oleh Roni, warga yang mengecam lambannya respon Dinkes dalam menangani lonjakan kasus DBD ini. Menurutnya, Dinkes kurang proaktif dalam melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti penyuluhan kepada masyarakat terkait pengendalian nyamuk atau program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Fogging, edukasi masyarakat, dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan harus segera dilakukan. Jangan hanya diam saja. Nyawa warga menjadi taruhannya," tegas Roni dengan penuh kekecewaan.

Editor: Sebri Asdian