BEKABAR.ID, JAMBI – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Kerinci, bersama dengan Deputi Bidang RMPKPO Kemenko PMK RI, menggelar seminar bertajuk Gerakan Nasional Revolusi Mental di Aula BPSDM Provinsi Jambi, pada 20 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi antar berbagai pihak dalam membangun bangsa yang berdaya saing melalui transformasi mental, baik bagi individu maupun masyarakat adat.
Seminar yang mengusung tema “Transformasi Individu dan Masyarakat Adat dalam Membangun Bangsa yang Berdaya Saing” ini dihadiri oleh sejumlah narasumber profesional. Di antaranya adalah Prof. Warsito,DEA,Ph.D Deputi Bidang RMPKPO Kemenko PMK RI yang di wakilkan Paparannya Dr. Ivan Syamsurizal ST.MT Asisten Deputi Bidang Kordinasi Revolusi Mental,Pemajuan Kebudayaan,dan Prestasi ,Bendahara Fokal IMM Jambi Indria Mayesti Mukti, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Provinsi Jambi Hadial Putra, Ketua GP Ansor Bungo Andi Putra, serta Wahyu Iskandar, Wakil Rektor 1 Inisma yang bertindak sebagai moderator.
Heru Kurniawan, Ketua Pelaksana Seminar, dalam sambutannya menyatakan bahwa tema yang diangkat bertujuan untuk menjawab tantangan zaman dan mendukung perubahan positif di kalangan masyarakat. “Kami percaya, puluhan peserta yang hadir dapat membawa transformasi ini ke dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat adat,” ujar Heru.
Andi Putra, Ketua GP Ansor Bungo, yang juga menjadi pemateri, mengungkapkan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah untuk melindungi dan memperkuat wilayah adat yang kini menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait eksploitasi sumber daya alam. “Kegiatan seperti ini membuka paradigma baru bagi masyarakat adat, agar bersama-sama menjaga keutuhan wilayah adat serta melestarikan tradisi ekonomi lokal yang semakin tergerus,” paparnya.
Indria Mayesti Mukti, Bendahara Fokal IMM Jambi, menambahkan bahwa seminar ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang pentingnya revolusi mental bagi berbagai kalangan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat adat. Ia menekankan perlunya kolaborasi nyata antara masyarakat adat dan pihak swasta, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. “Masyarakat adat dapat menjadi mitra strategis dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” kata Mayesti.
Lebih lanjut, Mayesti mengungkapkan bahwa kolaborasi ini juga mencakup program pemberdayaan masyarakat adat, seperti pelatihan pengembangan usaha, peningkatan kesehatan, dan pengelolaan kawasan konservasi. “Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan konservasi akan sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, pengembangan wisata berbasis masyarakat adat juga dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan,” tutup Mayesti.
Seminar ini dihadiri oleh 85 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen Inisma, anggota AMAN Kabupaten Kerinci, serta perwakilan dari PW IPM Jambi dan PW Pemuda Muhammadiyah Jambi. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat adat, dan pihak swasta dalam membangun Indonesia yang lebih berdaya saing. (*)