BEKABAR.ID, JAMBI – Ratusan warga dari Kelurahan Aur Kenali dan Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, menggelar aksi damai dengan menutup akses jalan utama Provinsi Jambi yang menjadi jalur vital penghubung antarprovinsi di Pulau Sumatera, Kamis (12/9/2025).
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes keras terhadap keberadaan stockpile batu bara milik PT Sinar Anugrah Sukses (SAS), anak usaha dari PT RMKE Group, yang berdiri di tengah pemukiman warga. Menurut masyarakat, keberadaan stockpile dan jalan khusus batu bara tersebut melanggar hak warga untuk hidup di lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari ancaman pencemaran.
Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) bersama warga yang didampingi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jambi menuntut Pemerintah Provinsi Jambi untuk segera menghentikan seluruh aktivitas PT SAS.
“Sudah berbagai cara ditempuh masyarakat agar pemerintah tegas terhadap PT SAS. Namun hingga kini, upaya kami belum mendapat jawaban serius,” ujar salah seorang orator dalam aksi tersebut.
Yang menarik, di tengah barisan massa, para ibu-ibu bersama warga terlihat membacakan surah Yasin dengan penuh kekhusyukan. Doa dipanjatkan agar hati Gubernur Jambi tergerak dan mau mendengarkan jeritan rakyat yang selama ini merasa diabaikan.
“Bacaan Yasin ini kami niatkan agar hati Pak Gubernur lembut, mau menerima masukan, dan berpihak pada rakyat,” ucap salah seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Aksi yang digelar di tengah jalur lintas Sumatera itu berlangsung kondusif. Para orator bahkan sempat meminta maaf kepada para sopir dan pengendara yang terganggu akibat jalan ditutup. “Kami mohon maaf, ini terpaksa kami lakukan demi masa depan anak cucu kami,” kata orator tersebut.
Dengan lantunan doa dan suara lantang tuntutan, warga Aur Kenali dan Mendalo Darat menegaskan bahwa perjuangan mereka bukanlah bentuk perlawanan anarki, melainkan jeritan hati agar hak hidup mereka tidak dikorbankan demi kepentingan korporasi.
Sebelumnya, Gubernur Jambi, Al Haris, berjanji menemui warga Kelurahan Aur Kenali, Kota Jambi, dan Desa Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, Senin pekan depan, 15 September 2025.
Janji Al Haris itu disampaikan oleh Sekda Provinsi Jambi, Sudirman, di hadapan warga yang melakukan aksi demonstrasi di Jalan Lintas Timur Sumatra, Kelurahan Aur Kenali, Kota Jambi, Sabtu sore.
Sudirman datang menemui warga bersama Sekda Kota Jambi, A Ridwan. Ia menyampaikan kepada warga bahwa Al Haris menawarkan pertemuan di Rumah Dinas Wali Kota Jambi, pukul 14.00 WIB.
Seusai menyampaikan pesan Gubernur Jambi, Sudirman dan Ridwan diminta menandatangani pernyataan akan memfasilitasi warga menyelesaikan tuntutan agar pembangunan stockpile batu bara di Aur Kenali oleh PT Sinar Anugerah Sukses (SAS) dihentikan.
Tak sampai di situ, Sudirman dan Ridwan juga didesak menyegel gerbang proyek pembangunan jalan underpass yang sedang dikerjakan oleh PT SAS. Di sini sempat terjadi tolak menolak, namun akhirnya Sudirman melakukan penyegelan.
Setelah penyegelan gerbang proyek jalan PT SAS, warga membuka tenda yang mereka dirikan di tengah Jalan Lintas Sumatra. Ratusan truk dan bus yang terjebak macet sekitar 9 jam akhirnya bisa melanjutkan perjalanan.
Dalam aksi itu, warga kembali menegaskan kepada Sudirman dan Ridwan bahwa mereka tidak menolak investasi di daerah Jambi. Yang mereka minta hanya memindahkan lokasi stockpile itu jadi dari Aur Kenali dan Mendalo Darat.
“Kami sudah puluhan tahun tinggal di sini, sekarang diganggu dengan akan hadirnya stockpile batu bara. Silahkan berinvestasi, tapi jangan bangun stockpile batu bara di lingkungan kami,” kata seorang emak-emak dengan nada tinggi.
Asal tahu saja, Jalan Lintas Timur Sumatra di Kelurahan Aur Kenali lumpuh total sejak Sabtu pagi, 13 September 2025.
Ratusan warga dari Aur Kenali dan Mendalo Darat turun ke jalan, memblokir akses utama yang menghubungkan sejumlah provinsi di Pulau Sumatra.
Aksi ini sebagai bentuk perlawanan warga terhadap pembangunan stockpile batu bara oleh PT. SAS, anak usaha RMKE Group, di wilayah Aur Kenali. Akibat aksi ini arus lalu lintas dari Sumatra Selatan menuju Riau, Sumatra Utara dan Aceh terhenti.
Ratusan truk dan bus tidak bisa bergerak, karena badan jalan dipenuhi warga, bahkan mendirikan tenda di tengah jalan.
Sejak pagi, warga bergantian berorasi, minta Gubernur Jambi, Al Haris, datang langsung menemui mereka. Warga minta Gubernur Jambi hari ini juga menghentikan pembangunan stockpile oleh PT SAS.
Sebelumnya, Jalan Lintas Timur Sumatra di Kelurahan Aur Kenali, Telanaipura, Kota Jambi, lumpuh total sejak Sabtu pagi, 13 September 2025.
Ratusan warga dari Aur Kenali dan Mendalo Darat, Muaro Jambi, turun ke jalan, memblokir akses utama antarprovinsi yang menghubungkan sejumlah provinsi di Pulau Sumatra.
Aksi ini sebagai bentuk perlawanan warga terhadap pembangunan stockpile batu bara oleh PT. Sinar Anugrah Sukses (SAS), anak usaha RMKE Group, di wilayah Aur Kenali.
Akibat aksi ini arus lalu lintas di jalan utama dari Sumatra Selatan menuju Riau, Sumatra Utara dan Aceh macet total. Ratusan truk dan bus tidak bisa bergerak, karena badan jalan dipenuhi warga, bahkan mendirikan tenda di tengah jalan.
Warga minta Gubernur Jambi, Al Haris, datang langsung menemui warga. Warga minta Gubernur Jambi hari ini juga memutuskan bahwa pembangunan stockpile oleh PT SAS itu dihentikan.
Sebelumnya, johansyah, salah satu Asisten Setda Gubernur Jambi, datang menemui warga. Namun ia “diusir” warga yang didominasi emak-emak ingin gubernur langsung yang hadir.
Johansyah sempat diberi ruang menyampaikan pesan Al Haris. Tapi warga yang sudah bulat menolak kehadiran stockpile di wilayah mereka tidak mau mendengarkannya. Johansyah pun akhirnya balik kanan.
Aksi ini bukan sekadar protes. Ini adalah peringatan keras. Warga bersama Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) dan WALHI Jambi, menyatakan proyek tersebut ancaman nyata terhadap ruang hidup, kesehatan, dan keselamatan lingkungan.
PT. SAS membangun fasilitas industri berat di zona padat penduduk, bukan kawasan industri. Hal ini dinilai warga telah melanggar Perda Kota Jambi No. 5 Tahun 2024 tentang RTRW, serta bertentangan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Direktur WALHI Jambi, Oscar Anugrah menegaskan, pembangunan stockpile di tengah pemukiman padat penduduk itu bukan pembangunan, tapi perampasan.
“Negara seharusnya melindungi rakyat, bukan tunduk pada korporasi,” kata Oscar.
Warga menyebut proyek ini sebagai pelanggaran terhadap hak konstitusional atas lingkungan hidup yang sehat (Pasal 28H ayat 1 UUD 1945). Mereka mendesak Gubernur Jambi, Al Haris, turun langsung menghentikan seluruh aktivitas PT. SAS di Aur Kenali.
Rahmat Supriadi dari BPR menyuarakan tekad rakyat. Menurutnya, warga tidak akan diam. Ini perjuangan untuk masa depan anak cucu mereka.
Spanduk bertuliskan “Hentikan Segala Aktivitas PT. SAS di Atas Pemukiman Warga!” terbentang di tengah jalan. Aksi berlangsung damai namun penuh semangat, melibatkan warga lintas generasi.
Warga akan melaksanakan aksi sampai Gubernur Jambi, Al Haris, hadir menemui warga dan mengambil keputusan menghentikan pembangunan stockpile di Aur Kenali.
Mereka menegaskan akan bertahan memblokade Jalan Lintas Sumatra sampai tuntutan mereka dipenuhi. Mereka bahkan membangun tenda di tengah Jalan Lintas Sumatra.
Editor: Sebri Asdian