BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH - Pasangan calon walikota dan wakil walikota Sungaipenuh, Ahmadi Zubir - Alvia Santoni kembali mengumbar janji - janji akan membawa perubahan untuk Kota Sungaipenuh. Namun, sayangnya sama seperti di debat kandidat, Ahmadi Zubir tidak menjelaskan tentang program yang akan dicanangkan lima tahun kedepan.
Malah dia lebih menyalahkan program yang telah dicanangkan paslon Fikar Azami - Yos Adrino yang sudah dijelaskan melalui debat kandidat dan dipublikasikan melalui media massa online.
Ahmad Zubir-Alvia Santoni mengakui tidak punya lampu aladin, yang bisa menyulap Kota Sungaipenuh dalam waktu satu hari. Sebab, pembangunan butuh proses, perencanaan yang matang sehingga menghasilkan kerja yang baik.
“Kami tidak punya janji yang muluk-muluk. Yang riil saja, sekemampuan dan masuk akal. Untuk apa janji-janji, kenyataannya tidak ada perubahan,” tegas Paslon Walikota Sungaipenuh 01 Ahmadi Zubir didampingi Alvia Santoni dan para Pemangku Adat Depati Payung Pondoktinggi, pada kampanye di Larik Tengah, Pondoktinggi, Sabtu (21/11).
Dikatakan, saat Debat Kandidat duet ini tidak menjanjikan yang diluar kemampuan, apalagi janji memberi sesuatu untuk masyarakat. Janji menaburkan dana untuk tokoh-tokoh, janji mengucurkan dana untuk desa-desa yang kenyataannya semu. Karena masyarakat sudah pintar, mereka tidak ingin janji-janji, yang mereka inginkan adalah kenyataan. Mewujudkan kemakmuran untuk masyarakat.
Ditegaskan Ahmadi, dirinya dan Alvia Santoni maju bertarung pada Pilwako 2020 ini karena ingin mewujudkan perubahan. Masyarakat yang menghendaki, karena selama hampir sepuluh tahun tidak ada kemajuan. Kota Sungaipenuh masih dikategorikan daerah tingkat II terbelekang prestasinya di Provinsi Jambi.
Miris hati, katanya setiap ada ajang bergengsi di Provinsi Jambi, Sungaipenuh selalu berada di nomor urut buncit. Sepertinya, tidak mampu bersaing dengan daerah lainnya. Termasuk juga dalam sisi pembangunan.
Sementara itu, masyarakat Kota Sungaipenuh menilai, hingga sejauh ini tidak memiliki program - program yang ril yang akan diperbuat oleh Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni.
"Kalau didengar dan dilihat, kampanye paslon AZAS ini salah semua orang dibuatnya. Bentuk dia saja yang betul," ujar warga.
Menurut warga, hingga sejauh ini belum ada Ahmadi Zubir menyampaikan program yang jelas kepada masyarakat jika dia terpilih menjadi Waikota dan Wakil Walikota.
"Belum ada sampai sekarang belum ada kami mendegar dan membaca apa yang akan diperbuat oleh Ahmadi jika jadi Walikota," jelas warga.
"Yang kami dengar banyak bicara masalah TPA di RKE. Itupun hanya sekedar ngomong saja, solusi yang jelas dari Ahmadi Zubir juga tidak ada. Hanya janji janji belaka dan selalu mengatakan kajian - kajian," kata warga.
Ditambahkan warga, begitu juga soal debat kandidat, data yang disampaikan adalah data tahun 2017 padahal sekarang sudah akhir tahun 2020.
"Dari sini saja sudah tidak benar. Masa data yang disampaikan bukan data 2020. Jelas ini tidak sportif, semestinya beliau ini soortif saja, mana yang baik disampaikan mana yang belum baik dibenahi," ujar warga.
Hal yang sama juga dikatakan oleh tokoh Pemuda Kota Sungaipenuh, Fesdiamon. Menurut dia, sosok Ahmadi Zubir bukan figur baru seperti yang disebut-sebutkan akan membawa perubahan, namun merupakan orang lama dalam kancah perpolitikan Kota Sungaipenuh. Selain sudah pernah mencalonkan diri pada Pilkada sebelumnya, Ahmadi Zubir juga telah dikenal sebagai Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kota Sungaipenuh dan pernah menjadi pejabat eselon II di Pemkab Kerinci.
Namun, menurut penilaiannya, janji perubahan yang disuarakan oleh Ahmadi Zubir tidak didukung dengan bukti kesuksesan serta prestasi menonjol sepanjang kariernya baik sebagai pejabat di Pemkab Kerinci maupun sebagai Ketua STKIP Muhammadiyah Kota Sungaipenuh.
“Saat dia mencaci dan memfitnah pemerintah, Ahmadi seperti menyebutkan kesalahannya sendiri. Masyarakat semua tahu kok, tidak ada bukti kariernya yang sukses, baik di pemerintahan maumpun di kampus. Coba sebutkan prestasinya selama di Pemkab Kerinci, yang ada hanya dia dinonjobkan, itu tandanya dia tidak layak pakai,” ujarnya.
“Begitu juga selama memimpin kampus STKIP, apa prestasinya. Kasian kita melihat STKIP, dulu sempat menjadi kampus favorit, sekarang tinggal cerita, malah dijadikan tempat berpolitik praktis,” tegas Fes.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sampai saat ini belum ada alasan kuat bagi publik untuk mengatakan bahwa Ahmadi mampu untuk mengurus dan memimpin Kota Sungaipenuh ini.
"Yang jelas Pak Ahmadi belum teruji kepemimpinannya. Tidak ada alat ukur bagi kita untuk mengatakan beliau lebih mampu mengurus kota ini," ujarnya.
"Sebagai politisi, beliau juga belum teruji sebagai politisi ulung. Beliau pernah bertarung di Pilwako dan menang pada putaran pertama. Namun, pada putaran kedua beliau kalah. Masa sudah menang bisa kalah? Jadi tidak ada alasan kita untuk mendukung beliau," tutup Fesdiamon. (*)