BEKABAR.ID, KERINCI - Dampak banjir yang dahsyat di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh telah merusak infrastruktur penting, terutama sistem irigasi yang menjadi tulang punggung sektor pertanian di kedua wilayah ini.
Hantaman air besar di sungai Batang Merao mengakibatkan terkikisnya tebing-tebing sungai dan tanah longsor di sepanjang alirannya. Ini turut menciptakan risiko bagi bangunan-bangunan rumah warga yang berada di tepi sungai.
Selain itu, banjir juga menyebabkan kerusakan parah di beberapa titik turap dan tebing pada Sungai Batang Merao, hal itu turut mengakibatkan rusaknya saluran primer dan saluran sekunder yang menjadi instrumen vital bagi persawahan warga.
Armayani, salah seorang petani di Desa Koto Majidin, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci mengutarakan, persoalan ini menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian. Karena menurutnya, mata pencaharian mayoritas masyarakat di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh berada di area persawahan.
"Irigasi yang rusak mengancam lumpuhnya sektor pertanian, sawah-sawah yang terendam, tentu dampaknya ke perekonomian," ujarnya, Minggu (07/01/23).
Dirinya meminta Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi segera memberikan bantuan dan memperbaiki kerusakan infrastruktur irigasi di wilayah ini.
"Kami minta perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BWSS VI Jambi untuk turun ke lapangan, mencari solusi cepat dan segera menyediakan dana bencana yang diperlukan. Karena Sungai Batang Merao berada dibawah naungan BWSS VI Jambi," kata dia.
Dengan situasi yang semakin mendesak, lanjut dia, harus ada tindakan cepat dan responsif untuk memulihkan infrastruktur irigasi dan mendukung pemulihan ekonomi masyarakat Kabupaten Kerinci.
"Para pemangku kebijakan juga harus segera mendorong agar alokasi dana Bencal dari BWSS VI Jambi segera terkucur supaya persoalan berat yang sedang dihadapi masyarakat segera terselesaikan," tukasnya. (seb)