BEKABAR.ID, KERINCI - Pj Bupati Kerinci, Asraf, dengan tulus menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah kebakaran di Desa Pondok Beringin, Kecamatan Tanah Cogok (Tanco), yang menimpa rumah Zurafdi, Kamis (28/03/24).
Dalam ungkapannya, Asraf juga mengutarakan permohonan maaf atas keterlambatan mobil pemadam kebakaran dalam menanggapi kejadian tersebut.
"Mohon maaf atas keterlambatan mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian," ujarnya kepada bekabar.id, Kamis (28/03/24).
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten Kerinci tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan maksimal kepada keluarga yang terkena dampak. Saat ini, Pj Bupati Asraf sedang dalam perjalanan pulang menuju Kerinci.
"Saat ini dalam perjalan pulang ke Kerinci. Besok inshaa Allah langsung ke tempat ahli musibah," demikian katanya.
Musibah kebakaran kembali terjadi di Kabupaten Kerinci. Kali ini api berkobar dengan beringas melalap kediaman Pak Ilwan di Desa Pondok Beringin, Kecamatan Tanah Cogok (Tanco).
Di balik amukan api yang membara, terdapat cerita pilu dari sebuah keluarga yang terpisah oleh takdir.
Pak Ilwan, seorang suami yang setia, harus mengantar istrinya yang sedang sakit ke tempat pengobatan di Desa Sebukar. Namun, ketika mereka kembali, hanya abu dan bara yang menyambut kedatangan mereka. Rumah yang mereka cintai telah lenyap ditelan amarah merah yang tak kenal ampun.
Suasana panik mencekam ketika kabar kebakaran menyebar di antara tetangga-tetangga yang terkejut. Utami Sela Monika, warga sekitar dengan hati yang berat, menceritakan betapa warga bergegas berbondong-bondong memadamkan api dengan peralatan seadanya ketika mendengarkan pemberitahuan lewat corong Masjid.
"Kebakaran diketahui oleh warga saat api sudah membesar sekira pukul 19:45 WIB. Saat itu juga warga yang mendapati kebakaran langsung ke Masjid memberitahukan peristiwa tersebut. Langsung saja, pengurus Masjid mengumumkan kejadian itu ke warga," ujarnya kepada bekabar.id, Kamis (28/03/24).
Dalam kegelapan, warga berusaha bertahan dan memadamkan kobaran api dengan mengerahkan segala kekuatan. Namun, seiring dengan ketiadaan bantuan dari pemadam, warga harus menyaksikan rumah Pak Ilwan terbakar habis, hanya meninggalkan dinding yang hampa dan puing-puing sebagai saksi bisu dari kehancuran.
"Warga bergotong royong memadamkan api dengan peralatan seadanya, sementara mobil pemadam kebakaran terlambat datang. Saat pemadam datang, rumah sudah rata dilalap api, yang tersisa hanya dinding serta puing-puing rumah," jelasnya.
Namun, meski terjadi kehilangan yang besar, ada keberanian dan kekuatan dalam masyarakat yang bersatu. Tidak ada korban jiwa dalam tragedi itu, sementara untuk kronologi dan jumlah kerugian belum diketahui.
Editor: Sebri Asdian