BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH - Malam di Lapangan Merdeka, Kota Sungai Penuh, awalnya tak berbeda dari akhir pekan lainnya. Lampu-lampu tenda PKL menyala, anak-anak berlarian, dan istana balon wahana permainan favorit bocah-bocah Pondok Tinggi tetap berdiri ramai seperti biasa. Di tengah riuh itu, seorang anak berusia empat tahun berinisial G berpamitan kepada orang tuanya. “Mau main balon,” begitu kira-kira permintaannya pada Minggu, 30 November 2025, sekitar pukul 20.00 WIB.
Tak ada yang menduga bahwa itu adalah kalimat terakhirnya sebelum ditemukan tak bernyawa.
Setelah makan bakso bersama orang tuanya, G menuju istana balon yang malam itu dikelola oleh Fatman Jaya, seorang PNS berusia 41 tahun. Sekitar pukul 21.00 WIB, bocah itu belum kembali. Orang tuanya mulai gelisah. Mereka menyusuri Lapangan Merdeka, bertanya kepada para pedagang, dan akhirnya mendatangi arena istana balon yang sudah mulai tutup.
“Ibu korban sempat bertanya, ‘Ada nampak Gilang main di sini dak?’,” ujar seorang saksi. Pemilik istana balon menjawab singkat: “Dak ado.”
Jawaban itu tak meredakan kecemasan. Lima belas menit kemudian, kakek korban, Saprudin, kembali mendatangi wahana yang sudah dilipat itu. Ia mendesak pemilik untuk membuka balon yang telah dikempeskan.
Begitu lapisan-lapisan balon itu dibuka, tubuh kecil G ditemukan terlentang, tak sadarkan diri. Lipatan karet wahana yang mestinya menjadi tempat anak-anak tertawa berubah menjadi ruang sempit yang menutup napas cucunya.
Pukul 21.25 WIB, G dibawa ke RS DKT Sungai Penuh. Lima menit setelah tiba, dokter menyatakan ia meninggal dunia.
Versi awal yang dihimpun polisi menyebut pemilik wahana menutup arena dengan cara mengempeskan balon tanpa memastikan tidak ada anak di dalamnya. Polisi kini menilai ada indikasi kelalaian pada prosedur penutupan wahana.
“Penyidik sudah melakukan olah TKP, memasang police line, memeriksa saksi-saksi, termasuk pemilik wahana. Kami masih mendalami apakah ada unsur pidana dalam kelalaian ini,” kata Kasat Reskrim Polres Kerinci.
Kapolres Kerinci turut menyampaikan belasungkawa dan menegaskan perlunya standar keselamatan di wahana anak.
“Kami mengimbau seluruh pengelola permainan anak untuk memastikan kondisi arena benar-benar aman sebelum dan sesudah operasional. Satu prosedur yang terlewat dapat berakibat fatal,” ujarnya.
Editor: Sebri Asdian


