Rekanan Akui Adanya Kerusakan, Pihak Balai Pilih Bungkam

Rekanan Akui Adanya Kerusakan, Pihak Balai Pilih Bungkam

0

BEKABAR.ID, TANJAB BARAT - Terkait pemberitaan beberapa proyek pembangunan bak penampungan air baku di Kabupaten Tanjab Barat yang bersumber dari dana APBN dengan nilai miliyaran rupiah melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VI Provinsi Jambi, hingga kini masih menjadi sorotan. Hal tersebut karena buruknya kualitas fisik yang dikerjakan, sehingga ada beberapa titik yang terbengkalai karena tidak bisa di manfaatkan.

Terkait hal ini, sangat disayangkan pihak Balai Propinsi Jambi sampai saat ini masih bungkam, meskipun pihak rekanan dari CV Central Tampines, mengakui adanya kerusakan pada pembangunan proyek pembangunan prasaranan pengambilan air tanah untuk air baku di Tungkal V, Kecamatan Sebrang Kota ini.

Johan, selaku pihak rekanan mengakui jika lantai dasar mengalami kerusakan dalam pembangunan, namun ia menyebutkan akan memperbaiki fasilitas yang rusak tersebut.

€œ Memang ada yang rusak, itu karena adanya kesalahan tekhnis,€ ujarnya.

Dia mengungkapkan, terdalat dua lokasi yang pembangunanya mengalami kerusakan, yakni di Desa Dataran Pinang, Kecamatan Betara dan di Desa Tungkal V, Kecamatan Sebrang Kota.

€œUntuk desa dataran pinang sudah diperbaiki, sedangkan untuk tungkal V kami akan perbaiki secepatnya,€ ujarnya.

Mengenai adanya salah satu proyek yang tidak bisa dimanfaatkan di Desa Jati Mas, Johan mengatakan tidak tahu. €œMungkin bukan kami, tapi dinas provinsi,€ ucapnya.

Ia menuturkan jika pihaknya akan memperbaiki proyek tersebut hingga bisa dimanfaatkan masyarakat. €œSaya nih juga orang tungkal tidak mungkin saya meninggalkan yang jelek disana,€ bebernya.

Untuk diketahui, mesin penyedot air  pada proyek penampungan air baku di Desa Jati Mas, Kecamatan Bram itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang di bangun pada 2018 lalu menjadi keluhan warga karena rusak, sehingga tidak warga tidak bisa mendapatkan azas manfaatnya.

Menurut keterangan warga setempat, belum lama digunakan, mesin tersebut sudah rusak hingga sekarang belum diperbaiki.

"Sekitar enam bulan atau tujuh bulan lah dipekirakan mesin ini bisa di gunakan, namun setelah pembangunan selesai hingga sekarang, mesin tidak berfungsi," keluh salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

"Akibat kerusakan mesin ini terpaksa warga mengunakan mesin peyedot biasa merek sanyo," katanya menambahkan.

Menurutnya, warga sudah menyampaikan keluhan tersebut kepada pihak pelaksana, namun malah warga yang dibebankan untuk membawa mesih yang rusak tersebuk ke Jambi.

"Aneh, masa kita yang dibebankan. Seharusnya pihak pelaksana yang bertangung jawab sebagaimana mestinya," timpalnya.

Bedasarkan data yang berhasil dihimpun, selain proyek tahun 2018 tersebut, proyek di tahun 2019 lalu juga banyak bermasalah. Sedikitnya ada delapa titik proyek serupa di bangun dengan anggaran sekitar Rp 8 milyar lebih ini kondisinya telah mengalami kerusakan.

Diantaranya yang dibangun pada 2019 di lokasi Desa Dataran Pinang Kecamatan Kuala Betara, Desa Kampung Baru Kecamatan Betara, Kelurahan Tungkal 5 Kecamatan Seberang Kota, serta di Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan betara yang dibangun pada tahun 2018 lalu.

Proyek yang menelan anggaran milyaran yang pada tahun 2019 dikerjakan oleh CV Sentral Tampines pada Desember lalu. Kini hasil mutu dan kuwalitas proyek tersebut menjadi sorotan dan keluhan masyarakat. lantaran hasil pekerjaanya dinilai masyarakat diduga asal jadi dan tidak profesional.

Masyarakat menuding pihak kontraktor ingin mencari untung banyak dan tidak profesionalnya pihak kosultan dalam melakukan pengawas, hingga diduga kuat ada aroma kongkelingkong dalam proyek ini melihat dari hasil pekerjaannya.

Bahkan, warga yang menghibahkan tanah juga mengungkapkankan kekecewaan hingga menyesal.

Razak, warga Rt .06 Kelurahan Tungkal Lima ini dengan tegas mengatakan sangat kecewa dan menyesal telah mehibahkan tanah dengan ukuran 10x10 untuk lokasi pembangunan.

"Mubazir saja saya mehibahkan tanah, kalau tau seperti ini pekerjaanya tidak mau saya hibahkan tanah," kesalnya.

"Tujuan saya hibahkan tanah agar pembangunan dapat betul-betul bermanfaat oleh warga, ini malah sebaliknya menjadi kekecewaan," ungkap Razak Kecewa. (seb)