Oleh :
Niken Ayu Syafitri
Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Sutan Mansyur IAIN Kerinci
Perihal bagaimana perempuan ideal masa kini belum ada yang mampu menjawab secara jelas dan tepat. Semuanya memiliki perspektif yang berbeda dengan tafsiran masing-masing tentang bagaimana kriteria perempuan ideal yang sebenarnya.
Dalam arti kata, masing-masing mempunyai standar khusus persoalan menilai bagaimana perempuan ideal itu.
Ada yang menganggap perempuan ideal adalah perempuan yang cantik parasnya, baik akhlaknya, bertalenta atau berkarier, bahkan perempuan yang hanya diam dirumah saja dan lain sebagainya.
Tak jarang, kondisi sosial yang ada didaerahnya masing-masing turut menjadi pertimbangan yang melahirkan perspektif-perspektif baru.
Dimasa kekinian terlihat faktor sosial juga sangat mempengaruhi persoalan tersebut. Seperti fenomena banyak perempuan yang menganggap kecantikan akan menjadikan seorang perempuan menjadi ideal.
Banyak dikalangan perempuan menganggap bahwa standar kecantikan itu adalah perempuan yang berkulit putih, maka banyak diantara mereka berbondong-bondong membeli produk kecantikan untuk memutihkan kulit agar menjadikan mereka seorang perempuan yang ideal.
Sebagiannya lagi, anggapan perempuan ideal antara perempuan berkarier atau dirumah saja masih menjadi polemik hangat yang sampai saat ini masih diperdebatkan.
Faktor sosial lagi-lagi berpengaruh terhadap keduanya. Hal ini pun menimbulkan perbedaan antara arus modernisasi dengan faktor budaya yang telah lama ada.
Di perkotaan minsalnya, banyak yang menganggap bahwa perempuan ideal itu adalah perempuan yang berkarier sebab arus modernisasi sangat cepat terjadi. Sementara, di pedesaan menganggap bahwa perempuan ideal itu adalah perempuan yang dirumah saja disebabkan oleh kentalnya budaya yang masih tertanamkan.
Semua masih mempertahankan argumen masing-masing yang dinilai benar antar keduanya.
Namun, kata Buya Hamka dalam bukunya Berbicara Tentang Perempuan, jika perempuan baik, baiklah negara, dan jika mereka bobrok, bobrok pulalah negara. Mereka adalah tiang, dan biasanya tiang rumah tidak begitu kelihatan. Namun jika rumah sudah condong, periksalah tiangnya. Tandanya tianglah yang lapuk.
Peran perempuan bukan hanya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) saja, kaum hawa juga dituntut memiliki peran dalam kehidupan masyarakat. Katanya, perempuan identik dengan lemah, tetapi ada beberapa perempuan yang sangat menginspirasi bagi perempuan lain di dunia ini. Banyak pula yang mampu memimpin, baik Negara, organisasi atau lain sebagainya.
Seperti kisah tangguh para perempuan di zaman Rasulullah, salah satunya Nusaibah binti Ka'ab sosok perempuan tangguh yang luar biasa. Ia berperang dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keberanian dan bahkan demi melindungi Rasulullah ia tidak memperdulikan keselamatan dirinya. Meskipun ia menderita luka-luka ditubuhnya, namun tetap ia berusaha untuk melindungi Rasulullah.
Terepas dari itu semua, sebagai perempuan, kita adalah sosok yang istimewa. Kata Najwa Shihab, perempuan itu adalah sosok yang tangguh lebih dari yang kita pikirkan.
Kepada para sosok istimewa, mari ciptakan dunia yang istimewa dengan ketangguhan dan keanggunan kita. Melahirkan manusia istimewa memang tugas kita, namun merawat peradaban agar selalu istimewa adalah tanggung jawab dari sang pemberi karunia.
Fastabiqul Khairat