BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH - Ada yang janggal pada jadwal gotong royong yang diselenggarakan oleh Pemkot Sungai Penuh pada Jumat (26/07/27) besok. Berdasarkan informasi yang diterima bekabar.id, kegiatan gotong royong yang akan dilaksanakan pada lima titik berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Ahmadi Zubir tertanggal 25 Juli 2024 itu, tidak melibatkan Walikota Sungai Penuh Alvia Santoni (Antos) sama sekali sebagai pengarah.
Lima titik Persiapan Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke-16 tingkat Kota Sungai Penuh 2024 itu semua berlokasi di Kecamatan Hamparan Rawang.
Di Desa Tanjung, pengarah langsung adalah Ahmadi Zubir. Di Desa Tanjung Muda, pengarah adalah Sekda Sungai Penuh Alvian. Di Desa Simpang Tiga, pengarah Staf Ahli Bidang SDM dan Kemasyarakatan Walikota Sungai Penuh. Sementara di Desa Paling Serumpun, pengarah adalah Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Sungai Penuh. Selanjutnya di Desa Tanjung Bunga, diarahkan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kota Sungai Penuh.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Hal ini dinilai tidak adil, seharusnya kegiatan seperti ini tetap Wakil Walikota dilibatkan.
"Jangan sampai roda pemerintahan dirusak menjelang pilkada. Walaupun sudah menjadi rahasia umum kalau Ahmadi Zubir dan Antos sama-sama akan mencalonkan diri sebagai walikota, ketidaklibatan Antos dalam kegiatan penting ini dapat dilihat sebagai upaya untuk melemahkan posisinya menjelang kontestasi politik yang akan datang," ujar Romi, salah seorang warga Kota Sungai Penuh, Kamis (25/07/24).
Dia menambahkan, seharusnya pemerintahan bekerja sama untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan politik individu, terlebih ada indikasi mengarah ke hal politis.
"Kami melihat adanya upaya sistematis untuk mengisolasi Wakil Walikota Antos. Ini bisa memecah belah masyarakat dan merusak integritas pemerintahan kita. Pemimpin harusnya memikirkan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan politik mereka sendiri," celutuknya.
Dia menambahkan, gotong royong adalah cerminan budaya. Jika ada politisasi dalam kegiatan seperti ini, maka nilai-nilai luhur yang kita junjung tinggi bisa hilang. "Pemerintah harus segera memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa kegiatan ini benar-benar untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk agenda politik tertentu," ucapnya.
Sementara Alpian, ketika dikonfirmasi malah melempar bola, seolah tidak tahu menahu ihwal persoalan yang digagas oleh anak buahnya sendiri. "Konfirmasi dengan Kadis Pemdes, kegiatan Dinas Pemdes," ujarnya, Kamis (25/07/24) sembari mengirim kontak WhatsApp Kadis Pemdes Kota Sungai Penuh Endri Penta.
Namun sayangnya, Edri Penta bungkam ketika ditanyakan peroalan tersebut. Pesan yang dikirim, tidak mendapatkan balasan.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya ketidakberesan dalam pemerintahan, dan memunculkan pertanyaan mengenai keadilan dan transparansi dalam pengambilan keputusan di Pemkot Sungai Penuh. Apakah ini hanya kebetulan atau ada motif politik di balik keputusan tersebut? Masyarakat layak mendapatkan penjelasan yang jelas dan transparan.
Dengan suara dari masyarakat yang menyatakan ketidakpuasan mereka, Pemkot Sungai Penuh diharapkan dapat memberikan penjelasan dan memastikan bahwa kegiatan gotong royong ini berjalan dengan adil dan transparan. Pemerintah harus menjaga kepercayaan masyarakat dan menunjukkan bahwa mereka benar-benar bekerja untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan segelintir pihak.
Editor: Sebri Asdian