Kasus DBD di Kerinci Melonjak, Dinkes Dituding Lamban: Warga Resah, Penanganan Dinilai Kurang Sigap

Kasus DBD di Kerinci Melonjak, Dinkes Dituding Lamban: Warga Resah, Penanganan Dinilai Kurang Sigap

BEKABAR.ID, KERINCI – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kerinci terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Data terbaru mengungkapkan lonjakan yang mengkhawatirkan, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kerinci dinilai tidak mengambil langkah memadai untuk menangani situasi ini.

Kepala Desa Sungai Abu, Antoni Rozi, menyampaikan bahwa di desanya jumlah pasien DBD telah meningkat drastic di desanya. Dia mengungkapkan sudah ada lima warga Desa Sungai Abu yang terkena DBD, dan meskipun telah disampaikan ke Puskesmas setempat serta diteruskan ke Dinas Kesehatan, tindakan konkret dari dinas hingga kini belum terlihat.

"Sudah disampaikan ke Kapus, dan Kapus juga sudah menyampaikan ke dinas, tapi mereka beralasan tidak ada anggaran. Walaupun anggaran minim, kan masih bisa dilakukan sosialisasi atau tindakan preventif kepada masyarakat. Ini yang kami tunggu," tegas Rozi dengan nada prihatin.

Rozi juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada konfirmasi dari Dinas Kesehatan terkait penanganan kasus DBD di Sungai Abu. "Sampai sekarang belum ada tim Dinkes yang turun, baik untuk sosialisasi maupun penanganan langsung. Di sekitar rumah-rumah yang terdampak, masih ada warga yang demam lebih dari lima hari, dan mereka tampak enggan diperiksa. Kami khawatir, mereka juga bisa terkena DBD," lanjutnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, di mana seorang warga dilaporkan terkena DBD beberapa hari lalu. "Iya, ada satu orang yang dirawat di rumah sakit, tapi sudah pulang kemarin," ungkap salah seorang warga pada Minggu (15/09/24).

Selain laporan dari masyarakat, kritik keras juga disampaikan oleh Roni, warga yang mengecam lambannya respon Dinkes dalam menangani lonjakan kasus DBD ini. Menurutnya, Dinkes kurang proaktif dalam melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti penyuluhan kepada masyarakat terkait pengendalian nyamuk atau program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Situasi ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Fogging, edukasi masyarakat, dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan harus segera dilakukan. Jangan hanya diam saja. Nyawa warga menjadi taruhannya," tegas Roni dengan penuh kekecewaan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kerinci, Hermendizal belum memberikan tanggapan ketika dihubungi bekabar.id. Meski pesan WhatsApp terlihat terbaca, respons yang dinantikan tak kunjung datang. Hal yang sama juga terjadi pada Kasi SDK Dinkes, yang belum merespons kekhawatiran masyarakat atas kasus yang kian mengkhawatirkan ini.

Editor: Sebri Asdian