Opini Redaksi
Pembangunan
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus menjadi perbincangan hangat oleh
berbagai komponen masyarakat. Apalagi, pada 26 Februari 2022 nanti,
kepemimpinan UAS-Hairan sudah menginjak satu tahun.
Pastinya,
harapan, kekecewaan, saran, apresiasi hingga kritikan terus berdatangan pada
pemimpin yang membawa jargon “Tanjab Barat Berkah” ini.
Debat Calon
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Mengingat
sejenak debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Tanjab Barat pada 25
Oktober 2020 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Tanjab Barat.
Kala itu,
UAS-Hairan menyebutkan jika slogan ‘Berkah’ mempunyai artian bagaimana
membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana saat itu Tanjung Jabung
Barat human development index nya berada pada 67,4 persen.
UAS-Hairan
menginginkan peningkatan kualitas SDM yang beriman berilmu dan berakhlak dengan
meningkatkan pelayanan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan
agama. Alokasinya ada pada dua hal, pertama adalah pembangunan infrastruktur
dan peningkatan mutu pendidikan yang ada di Tanjung Jabung Barat.
Selain itu
pasangan ini juga berjanji akan meningkatkan ekonomi maju, dengan
mengalokasikan dana untuk Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian dan Dinas
Perikanan. Hal itu mengingat kegiatan ekonomi masyarakat Tanjung Jabung Barat
adalah bertani, berkebun dan nelayan.
Kemudian di
religiusitasnya, UAS-Hairan juga berjanji akan membangun suasana keagamaan yang
kondusif, aman, tertib, nyaman. Suasana keagamaan yang sejak awal dianut oleh
masyarakat dengan kearifan lokal.
Ia juga
mengatakan akan membangun Tanjung Jabung Barat yang kompetitif dan bisa
bersanding dengan kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.
Dari segi
kesehatan, ia menjanjikan akan memberikan Jamkesda yang peruntukan kepada
masyarakat yang tidak mampu dengan anggaran Rp 3 miliar. Membangun
infrastruktur kesehatan seperti rumah dokter, posyandu dan lain-lain.
Selain itu
pasangan ini juga menyebutkan akan membangun sesuai kebutuhan, bukan keinginan.
Jadi pembangunan tidak terpusat pada satu kecamatan ataupun satu desa saja,
akan tetapi merata.
Visi-Misi dan
Slogan Berkah
Sama seperti
pada umumnya, UAS-Hairan juga meracik visi misi dan jargon yang akan dijadikan
program pembangunan kedapadan. Adapun visinya yakni Dengan mensinkronkan pada
sasaran pokok sesuai dengan arah kebijakan pembangunan lima tahunan periode
2021 – 2025 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Tanjung Barat 2005 – 2025 dan berdasarakan masalah – masalah utama yang sedang dihadapi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, maka arah pembangunan atau kondisi masa depan
daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 4 (empat) tahun sesuai misi
yang diemban, diwujudkan dalam visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanjung
Jabung Barat 2021 – 2024.
Untuk
mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui lima misi
pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang beriman, berilmu, dan berahlak
2. Mewujudkan kondisi sosial yang
tentram, tertib, dan demokratis
3. Peningkatan tata kelola pemerintahan
yang baik untuk pelayanan publik
4. Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah
dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan
5. Pemerataan pembangunan daerah dari
desa sampai ke kota.
Untuk slogan
‘Berkah’ diartikan Berkualitas, Ekonomi Maju, Religius, Kompetitif, Aman dan
Harmonis
Berkualitas,
Sumberdaya manusia berdaya saing, sehat, dan inovatif agar dapat memberikan
perubahan, perkembangan, dan kemajuan bagi daerah.
Ekonomi maju,
meningkatnya dan berkembangnya aktivitas perekonomian daerah dengan
memaksimalkan potensi daerah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan,
perkembangan, dan pemerataan perekonomian berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan hidup.
Religius,
berlandaskan nilai – nilai agama dalam tatanan penyelenggaraan pemerintah bagi
aparatur, dan tatanan kehidupan bagi masyarakat.
Kompetitif,
Mampu bersaing dalam kancah perdagangan regional, nasional, dan internasional,
dengan mengedepankan sumberdaya unggulan daerah.
Aman, Suasana
aman dan tertib dirasakan masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupan
sehari – hari, dan tercipta iklim yang kondisif untuk investasi.
Harmonis,
terjalin kerukunan antar umat beragama, danterjalinhubungan baik dengan dunia
usaha, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten tetangga, dan pemerintah
pusat.
Pencapaian
dan Pekerjaan Rumah
Satu tahun
bukanlah waktu yang relatif ideal untuk melihat keberhasilan pemimpin dalam
pemerintahannya, tapi juga bukan waktu yang singkat untuk menilai pencapaian.
Ada banyak pencapaian yang telah digapai oleh UAS-Hairan di tahun pertama ini.
Meskipun pencapaian tersebut tak bisa dipungkiri masih melanjutkan beberapa
program pemerintahan sebelumnya, seperti program beasiswa, mall pelayanan
publik dan lain sebagainya.
Wajar saja,
karena kebijakan UAS-Hairan yang terbatas, mengingat Anggaran Pendapatan dan
Pembelanjaan Daerah (APBD) tahun 2021 juga digodok pada pemerintahan
sebelumnya. Sementara optimaliasai program murni UAS-Hairan dimulai pada APBD
Perubahan 2021.
Namun hal itu
tak menyurutkan semangat pasangan ini dalam membangun Tanjab Barat. Buktinya,
belum sampai satu jam setelah dilantik, saat diwawancarai awak media pasangan
ini berani menyebutkan soal penerapan pamakaian batik khas Tanjab Barat bagi
ASN. Hal tersebut pun langsung direalisaikan setelah beberapa bulan roda
pemerintahannya berjalan.
Selanjutnya,
trobosan mewajibkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli beras lokal juga
digalakkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan para petani. Kemudian ada pembagian
dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jambi yang selalu di berikan
pada setiap Safari Jumat maupun kunjungan kerja, tercatat sudah lebih 60 tempat
yang telah dibagikan. Pembagian CSR yang menyentuh ke aspek sosial keagamaan
seperti bantuan renovasi mesjid dan madrasah ini juga menuai banyak apresiasi,
karena harus diakui, hal ini baru ada di bawah kepemimpinan UAS-Hairan.
Selain itu
masih banyak program-program ataupun kebijakan lainnya yang sudah terealisasi
selama kepemimpinan UAS-Hairan di Tanjab Barat.
Begitupun
perihal prestasi, berbagai prestasi turut diraih pada tahun pertama
kepemimpinan UAS-Hairan. Diantaranya yakni meraih juara satu pada Musabaqah
Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-50 tingkat Provinsi Jambi. Kemudian ada juga prestasi
di bidang olahraga dan penghargaan-penghargaan dari Kementrian.
Kendati
demikian, masih banyak catatan maupun PR yang harus dituntaskan kedepan untuk
memaksimalkan visi-misi Tanjab Barat Berkah. Diantaranya adalah persoalan
pembagian 24 Sumur Migas dengan Tanjab Timur.
Ada juga
beberapa infrastruktur jalan yang hanya di atasi dengan tambal sulam, jika
dalam kurun waktu lama jalan tersebut akan kembali terbengkalai.
Belum lagi
pembukaan lahan pertanian 1.000 hektar pertahun serta membangun satu jamban
untuk satu desa seperti janji UAS-Hairan saat berkampanye. Selain itu, MCK yang
layak juga merupakan bagian dari visi-misi UAS-Hairan.
Persoalan
sampah juga belum terselesaikan hingga saat ini. Dalam sehari rata-rata
produksi sampah masyarakat Tanjab Barat mencapai 239 ton, sementara Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) hanya mampu mengangkut 41 ton perhari. Selebihnya
masyarakat membuang sampah tersebut ke anak sungai, bawah rumah dan ke laut.
Jika hal ini
terus terjadi, tentunya akan berdampak buruk pada lingkungan, mulai dari
pencemaran laut, pencemaran sungai, menghambat proses air tanah dan pencemaran
tanah.
Perosalan ini
setidaknya bisa menjadi catatan untuk pembangunan Tanjab Barat kedepan dengan
solusi dan kebijakan dari pemerintah ditambah dengan berbagai persoalan yang belum tersentuh oleh tulisan ini.
Kritik Tidak
Harus Membangun
Mengutip kata
Najwa Sihab, ‘Kritik ya kritis, tidak harus membangun’ karena istilah
'Kritik yang Membangun', sebenarnya secara bahasa istilah memiliki arti yang
bertabrakan. Kata kritik bersifat dekonstruktif atau membongkar, sedangkan
membangun merupakan sifat dari konstruktif.
Kritik dan
solusi merupakan hal yang berbeda dan dapat disampaikan kepada siapa saja
termasuk pada pemerintah negeri ini. Pada negara demokrasi, siapapun boleh
menyampaikan kritik, tidak hanya yang berpendidikan tinggi atau memiliki jabatan
tinggi.
Kritik yang
Membangun, itu bahasa orde baru untuk meredam aktivitas memikirkan politik
dalam kehidupan sehari-hari, apabila hal tersebut terjadi, tinggal tunggu saja
warga negara menjadi pasif, apolitis, dan akhirnya tidak mau tau.
Kritik itu
harus tajam menghujam, menguliti apa yang tersurat dan menohok yang tersirat,
menjelujur hingga jantung persoalan. Dengan kritis tersebut, dapat memantik
diskusi lebih lanjut dan memperkaya sebuah sudut pandang.
Fungsi kritik
adalah untuk memberi tahu hal mana yang perlu diperhatikan dan butuh untuk
dirubah. Kritik mungkin saja tanpa solusi, tetapi tidak ada solusi yang lahir
tanpa adanya kritik.
Semoga dengan
kritis, Tanjab Barat menjadi Berkah, dengan kritik Tanjab Barat semakin Berkah.