Jelang Satu Tahun UAS-Hairan, Sudahkan Tanjung Jabung Barat ‘Berkah’?

Jelang Satu Tahun UAS-Hairan, Sudahkan Tanjung Jabung Barat ‘Berkah’?

Anwar Sadat dan Hairan saat diwawancarai awak media seusai pelantikan di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Jumat (26/2/21). Foto Sebri Asdian

Opini Redaksi

Pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus menjadi perbincangan hangat oleh berbagai komponen masyarakat. Apalagi, pada 26 Februari 2022 nanti, kepemimpinan UAS-Hairan sudah menginjak satu tahun.

Pastinya, harapan, kekecewaan, saran, apresiasi hingga kritikan terus berdatangan pada pemimpin yang membawa jargon “Tanjab Barat Berkah” ini.

Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Mengingat sejenak debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Tanjab Barat pada 25 Oktober 2020 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tanjab Barat.

Kala itu, UAS-Hairan menyebutkan jika slogan ‘Berkah’ mempunyai artian bagaimana membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana saat itu Tanjung Jabung Barat human development index nya berada pada 67,4 persen.

UAS-Hairan menginginkan peningkatan kualitas SDM yang beriman berilmu dan berakhlak dengan meningkatkan pelayanan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Alokasinya ada pada dua hal, pertama adalah pembangunan infrastruktur dan peningkatan mutu pendidikan yang ada di Tanjung Jabung Barat.

Selain itu pasangan ini juga berjanji akan meningkatkan ekonomi maju, dengan mengalokasikan dana untuk Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian dan  Dinas Perikanan. Hal itu mengingat kegiatan ekonomi masyarakat Tanjung Jabung Barat adalah bertani, berkebun dan nelayan.

Kemudian di religiusitasnya, UAS-Hairan juga berjanji akan membangun suasana keagamaan yang kondusif, aman, tertib, nyaman. Suasana keagamaan yang sejak awal dianut oleh masyarakat dengan kearifan lokal.

Ia juga mengatakan akan membangun Tanjung Jabung Barat yang kompetitif dan bisa bersanding dengan kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.

Dari segi kesehatan, ia menjanjikan akan memberikan Jamkesda yang peruntukan kepada masyarakat yang tidak mampu dengan anggaran Rp 3 miliar. Membangun infrastruktur kesehatan seperti rumah dokter, posyandu dan lain-lain.

Selain itu pasangan ini juga menyebutkan akan membangun sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Jadi pembangunan tidak terpusat pada satu kecamatan ataupun satu desa saja, akan tetapi merata.

Visi-Misi dan Slogan Berkah

Sama seperti pada umumnya, UAS-Hairan juga meracik visi misi dan jargon yang akan dijadikan program pembangunan kedapadan. Adapun visinya yakni Dengan mensinkronkan pada sasaran pokok sesuai dengan arah kebijakan pembangunan lima tahunan periode 2021 – 2025 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tanjung Barat 2005 – 2025 dan berdasarakan masalah – masalah utama yang sedang dihadapi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, maka arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 4 (empat) tahun sesuai misi yang diemban, diwujudkan dalam visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2021 – 2024.

Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui lima misi pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai berikut: 

1.          Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang beriman, berilmu, dan berahlak

2.          Mewujudkan kondisi sosial yang tentram, tertib, dan demokratis

3.          Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik untuk pelayanan publik

4.          Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan

5.          Pemerataan pembangunan daerah dari desa sampai ke kota.

Untuk slogan ‘Berkah’ diartikan Berkualitas, Ekonomi Maju, Religius, Kompetitif, Aman dan Harmonis

Berkualitas, Sumberdaya manusia berdaya saing, sehat, dan inovatif agar dapat memberikan perubahan, perkembangan, dan kemajuan bagi daerah.

Ekonomi maju, meningkatnya dan berkembangnya aktivitas perekonomian daerah dengan memaksimalkan potensi daerah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, dan pemerataan perekonomian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.

Religius, berlandaskan nilai – nilai agama dalam tatanan penyelenggaraan pemerintah bagi aparatur, dan tatanan kehidupan bagi masyarakat.

Kompetitif, Mampu bersaing dalam kancah perdagangan regional, nasional, dan internasional, dengan mengedepankan sumberdaya unggulan daerah.

Aman, Suasana aman dan tertib dirasakan masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari – hari, dan tercipta iklim yang kondisif untuk investasi.

Harmonis, terjalin kerukunan antar umat beragama, danterjalinhubungan baik dengan dunia usaha, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten tetangga, dan pemerintah pusat.

Pencapaian dan Pekerjaan Rumah

Satu tahun bukanlah waktu yang relatif ideal untuk melihat keberhasilan pemimpin dalam pemerintahannya, tapi juga bukan waktu yang singkat untuk menilai pencapaian. Ada banyak pencapaian yang telah digapai oleh UAS-Hairan di tahun pertama ini. Meskipun pencapaian tersebut tak bisa dipungkiri masih melanjutkan beberapa program pemerintahan sebelumnya, seperti program beasiswa, mall pelayanan publik dan lain sebagainya.

Wajar saja, karena kebijakan UAS-Hairan yang terbatas, mengingat Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Daerah (APBD) tahun 2021 juga digodok pada pemerintahan sebelumnya. Sementara optimaliasai program murni UAS-Hairan dimulai pada APBD Perubahan 2021.

Namun hal itu tak menyurutkan semangat pasangan ini dalam membangun Tanjab Barat. Buktinya, belum sampai satu jam setelah dilantik, saat diwawancarai awak media pasangan ini berani menyebutkan soal penerapan pamakaian batik khas Tanjab Barat bagi ASN. Hal tersebut pun langsung direalisaikan setelah beberapa bulan roda pemerintahannya berjalan.

Selanjutnya, trobosan mewajibkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli beras lokal juga digalakkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan para petani. Kemudian ada pembagian dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jambi yang selalu di berikan pada setiap Safari Jumat maupun kunjungan kerja, tercatat sudah lebih 60 tempat yang telah dibagikan. Pembagian CSR yang menyentuh ke aspek sosial keagamaan seperti bantuan renovasi mesjid dan madrasah ini juga menuai banyak apresiasi, karena harus diakui, hal ini baru ada di bawah kepemimpinan UAS-Hairan.

Selain itu masih banyak program-program ataupun kebijakan lainnya yang sudah terealisasi selama kepemimpinan UAS-Hairan di Tanjab Barat.

Begitupun perihal prestasi, berbagai prestasi turut diraih pada tahun pertama kepemimpinan UAS-Hairan. Diantaranya yakni meraih juara satu pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-50 tingkat Provinsi Jambi. Kemudian ada juga prestasi di bidang olahraga dan penghargaan-penghargaan dari Kementrian.

Kendati demikian, masih banyak catatan maupun PR yang harus dituntaskan kedepan untuk memaksimalkan visi-misi Tanjab Barat Berkah. Diantaranya adalah persoalan pembagian 24 Sumur Migas dengan Tanjab Timur.

Ada juga beberapa infrastruktur jalan yang hanya di atasi dengan tambal sulam, jika dalam kurun waktu lama jalan tersebut akan kembali terbengkalai. 

Belum lagi pembukaan lahan pertanian 1.000 hektar pertahun serta membangun satu jamban untuk satu desa seperti janji UAS-Hairan saat berkampanye. Selain itu, MCK yang layak juga merupakan bagian dari visi-misi UAS-Hairan.

Persoalan sampah juga belum terselesaikan hingga saat ini. Dalam sehari rata-rata produksi sampah masyarakat Tanjab Barat mencapai 239 ton, sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hanya mampu mengangkut 41 ton perhari. Selebihnya masyarakat membuang sampah tersebut ke anak sungai, bawah rumah dan ke laut.

Jika hal ini terus terjadi, tentunya akan berdampak buruk pada lingkungan, mulai dari pencemaran laut, pencemaran sungai, menghambat proses air tanah dan pencemaran tanah. 

Perosalan ini setidaknya bisa menjadi catatan untuk pembangunan Tanjab Barat kedepan dengan solusi dan kebijakan dari pemerintah  ditambah dengan berbagai persoalan yang belum tersentuh oleh tulisan ini.

Kritik Tidak Harus Membangun

Mengutip kata Najwa Sihab, ‘Kritik ya kritis, tidak harus membangun’ karena  istilah 'Kritik yang Membangun', sebenarnya secara bahasa istilah memiliki arti yang bertabrakan. Kata kritik bersifat dekonstruktif atau membongkar, sedangkan membangun merupakan sifat dari konstruktif.

Kritik dan solusi merupakan hal yang berbeda dan dapat disampaikan kepada siapa saja termasuk pada pemerintah negeri ini. Pada negara demokrasi, siapapun boleh menyampaikan kritik, tidak hanya yang berpendidikan tinggi atau memiliki jabatan tinggi.

Kritik yang Membangun, itu bahasa orde baru untuk meredam aktivitas memikirkan politik dalam kehidupan sehari-hari, apabila hal tersebut terjadi, tinggal tunggu saja warga negara menjadi pasif, apolitis, dan akhirnya tidak mau tau.

Kritik itu harus tajam menghujam, menguliti apa yang tersurat dan menohok yang tersirat, menjelujur hingga jantung persoalan. Dengan kritis tersebut, dapat memantik diskusi lebih lanjut dan memperkaya sebuah sudut pandang.

Fungsi kritik adalah untuk memberi tahu hal mana yang perlu diperhatikan dan butuh untuk dirubah. Kritik mungkin saja tanpa solusi, tetapi tidak ada solusi yang lahir tanpa adanya kritik.

Semoga dengan kritis, Tanjab Barat menjadi Berkah, dengan kritik Tanjab Barat semakin Berkah.