BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Sungaipenuh ke-13 tahun 2021 diwarnai aksi demo dari sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kerinci, Senin (8/11).
Ketua Umum HMI Cabang Kerinci Fengki Efriza mengatakan, aksi unjuk rasa mereka lakukan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Selain itu ia juga evaluasi 100 kerja wako Ahmadi dan Gubernur Jambi.
"Kami ingin menyampaikan aspirasi kepada Gubernur dan Wako Sungai penuh," kata Fengki.
"Kami mohon pak Gubernur, tolong tanggapi ini. Harusnya yang dilakukan meningkatkan perekonomian masyarakat, tapi malah beli mobil baru," ungkapnya.
Persoalan sampah juga menjadi sorotan para mahasiswa ini. "Harus ada solusi konkrit, kegiatan itu terkesan hanya pencitraan," ujar Korlap Aksi Edilan.
Ia membeberkan soal Angaran Mobil Dinas Wako-wawako, terjadi pemborosan Anggaran, padahal sudah di anggarkan di APBD murni tahun 2021 untuk wawako, dan di APBD Perubahan 2021 di anggarkan lagi mobil dinas untuk Wako-Wawako dengan nilai yang sangat fantastis.
Hal itu menurutnya berbanding terbalik dengan slogan yang digaungkan oleh Wako dan Wawako Sungai Penuh yakni Maju berkeadilan. "Seharusnya peningkatan ekonomi masyarakat di tengah pandemi yang harus menjadi fokus utama pemerintah Kota Penuhâ ungkap Edilan.
Usai paripurna, Ahmadi Zubir, menemui mahasiswa bersama Gubernur Jambi, Al Haris dan Ketua DPRD Sungaipenuh, Fajran di halaman Gedung DPRD Kota Sungai Penuh.
Ahmadi Zubir tampak tak kuasa menahan emosi saat menghadapi para mahasiswa ini. Ia juga terlihat lepas kontrol, saat mendengar dan menjawab pernyataan sikap mahasiswa.
Dengan nada tinggi ia menyampaikan bahwa dalam Undang-undang, tidak ada namanya program 100 hari. Namun itu dirinya lakukan untuk mengubah pola kerja dan kebiasaan masyarakat, contoh buang sampah sesuai jadwal.
"Apa kalian tahu dalam Undang-undang tidak ada yang namanya program 100 hari, coba kalian lihat, ada tidak, siapa yang harus mengevaluasi," tegas Ahmadi sembari menunjuk mahasiswa.
Kemudian, terkait pengadaan mobil dinas, Ahmadi juga menegaskan bahwa itu adalah hak dirinya sebagai Walikota dan Antos Wawako. Karena sudah diatur dalam undang-undang, dan soal anggaran diserahkan kepada TAPD dan dewan.
"Itu merupakan hak kami. Terkait mobil yang saya gunakan sekarang, itu sudah pernah 2 bulan di bengkel, karena pernah tumburan, kita khawatir kondisi mobil itu," ungkapnya.
Saat Wako Ahmadi memberi penjelasan, terlihat mahasiswa ingin memotong pembicaraan. Namun, Ahmadi langsung meminta agat mahasiswa diam. "Diam dulu, tadi anda bicara saya diam tadi," ucap Ahmadi sambil menunjuk tangan kiri ke arah mahasiswa.
Kemudian Ahmadi melanjutkan penjelasan, soal sampah dan banjir. Ahmadi menyampaikan selama ini siapa yang paling sering menyuarakan masalah banjir.
"Anda tahu tidak konsep yang jelas masalah TPA, konsep yang jelas masalah penanganan banjir, tidak semudah membalik telapak tangan, termasuk SPAM regional untuk pengelolaan sampah," terang Ahmadi.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris, menyambut baik aksi dari mahasiswa. Dia mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa, untuk mengkritisi pemerintah.
"Bagus, kita butuh kritikan. Agar kita tahu, apakah yang kita lakukan sudah benar sesuai keinginan masyarakat atau tidak. Untuk program 100 hari, kami tidak melakukan itu. Kita tidak mau terikat dengan program 100 hari, kita hanya fokus menyelesaikan persoalan di daerah yang mendesak," terangnya.
Terkait dengan persoalan mobil dinas, Al Haris, juga mengatakan memang diatur dalam Undang-undang. Kemudian masalah sampah di Sungaipenuh, juga akan dibuat tempat pembuangan sampah regional berama Kabupaten Kerinci.
"Untuk masalah banjir, kita juga sudah turunkan tim untuk mencari solusi salah satunya normalisasi sungai," terang Al Haris.
Usai Gubernur dan Walikota menemui mahasiswa, akhirnya massa mengurai dan membuka akses jalan. (*/red)