Rumah Warga Terancam Amblas, Kades Koto Baru Tanah Kampung Minta Pertolongan ke H Bakrie, Edi Purwanto Hingga BWS Sumatera VI

Rumah Warga Terancam Amblas, Kades Koto Baru Tanah Kampung Minta Pertolongan ke H Bakrie, Edi Purwanto Hingga BWS Sumatera VI

BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH — Kekhawatiran terus menghantui warga Desa Koto Baru, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh. Arus sungai yang semakin agresif menggerus tebing dan mengancam permukiman warga hingga ke kantor desa. Puluhan tahun berlalu, usulan pembangunan tembok penahan belum juga membuahkan hasil.

Kepala Desa Koto Baru, Jhon Afrizal, menyebut berbagai upaya telah ditempuh, mulai dari pengusulan di tingkat Musrenbang Desa, hingga ke Musrenbang Kecamatan yang dihadiri dinas terkait dan anggota DPRD daerah pemilihan setempat. Namun, katanya, tak satu pun tindak lanjut konkret yang dirasakan masyarakat.

“Kami sudah berulang kali menyampaikan usulan ini, tapi sampai sekarang belum ada respon nyata. Padahal, setiap kali hujan deras, kami selalu cemas karena rumah warga dan kantor desa berada tepat di bibir sungai,” ujar Jhon Afrizal, Jumat (17/10/25).

Ia menjelaskan, kondisi geografis Koto Baru membuat kawasan ini sangat rentan terhadap longsor tebing sungai. Di sisi lain, keterbatasan dana desa membuat pihaknya tak mampu membangun struktur pengaman sungai yang memadai.

“Dana desa jelas tidak mencukupi untuk membangun tembok penahan dalam skala besar. Kami butuh dukungan pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya.

Jhon berharap dua anggota DPR RI Dapil Jambi, H. Bakrie dan Edi Purwanto, menolong persoalan yang dihadapi warganta. Selain itu dia meminta Dinas PUPR Provinsi Jambi maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VI segera menurunkan tim untuk meninjau lokasi dan menindaklanjuti ancaman tersebut.

“Kami mohon kepada dua wakil rakyat Jambi di Senayan, Pak Bakrie dan Pak Edi Purwanto, agar dapat membantu memperjuangkan pembangunan tembok penahan sungai ini, kami juga meminya agar BWS Sumatera VI dan Dinas PUPR Provinsi untuk segera melihat langsung kondisi di lapangan. Ini soal keselamatan warga pak," katanya.

Salah seorang warga Koto Baru menuturkan, mereka kini hidup dalam kecemasan setiap kali curah hujan meningkat. Beberapa bagian tebing dilaporkan mulai retak dan terus tergerus air. "Setiap hujan turun, kami selalu cemas, seolah rumah kami akan diruntuhkan oleh tebing, kami minta pertolongannya pak," tukasnya.

Editor: Sebri Asdian