BEKABAR.ID, SUNGAIPENUH - Tensi politik tampak kian meninggi mendekati hari pemungutan suara pada 9 Desember mendatang, terlebih "serangan politik" terhadap kandidat hampir setiap hari dialami Paslon Fikar-Yos. Namun, serangan dan tudingan yang ditujukan pihak rival, mentah alias tak mempan.
Sejak mulai melangkah mendaftar ke partai politik hingga mendaftar sebagai paslon Walikota-Wakil Walikota di KPU Sungaipenuh dan memasuki masa kampanye, tudingan rasis mulai muncul. Fikar-Yos disebut-sebut kandidat dinasty.
Namun isu yang dikembangkan tersebut, tidak berhasil sepenuhnya. Buktinya, Fikar-Yos diterima masyarakat diseluruh kecamatan, desa dan pelosok Kota Sungaipenuh. Sambutan luar biasa masyarakat membuktikan, bahwa duet Fikar-Yos merupakan sosok pemimpin yang tepat untuk Kota Sungaipenuh kedepan. Dan masyarakat juga memahami, Pilwako merupakan ajang memilih pemimpin, karena sistem pemerintahan yang dianut bukanlah kerajaan.
Tak hanya itu, Fikar Azami, anak muda yang pernah menjabat Ketua DPRD Kota Sungaipenuh ini, juga disentil disisi usia oleh sang rival. Fikar dinilai masih muda dan dianggap tidak mampu menjadi Walikota. Hal itu pun, ditanggapi santai oleh Fikar, termasuk dalam orasi politiknya juga enggan membalas menyentil rivalnya. Bahkan masyarakat juga tidak sepaham dengan tudingan tersebut.
Dari lawatan kampanyenya, Fikar Azami dengan penuh kesantunan menampakkan figur anak muda yang memiliki segudang ide brilian untuk Kota Sungaipenuh di masa mendatang. Apalagi trend pemimpin masa kini, lebih unggul kawula muda, karena pola pikir dan strategi pembangunan bisa menyesuaikan perkembangan zaman yang semakin modern ini. Slogan muda membangun pun kini menjadi identitas pemimpin masa kini.
Tak mempan isu tersebut, serangan lain juga muncul dari sektor pembangunan di pemerintahan Walikota AJB, ayah kandung Fikar Azami. Disebut-sebut, AJB tidak berhasil membangun Kota Sungaipenuh. Sorotan tajam juga mengarah persoalan sampah di RKE dan jalan pasar tanjung bajure, yang menurut rival politiknya tanjung bajure tuntas 1 bulan.
Lagi-lagi, tudingan pedas itu dimentahkan. Saat Fikar-Azami menggelar kampanye di Kumun, dengan jelas dan tegas Fikar memastikan pengelolaan sampah di RKE akan ditata dengan cara modern dan akan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Begitu pun soal tanjung bajure, Fikar telah merencanakan pasar dengan desain modern.
Akan tetapi, tak perlu menunggu lama. Ternyata AJB yang juga ikut disentil tak tinggal diam. Meski jalan tanjung bajure merupakan jalan nasional, namun demi kepentingan masyarakat yang beraktivitas di pasar, dalam satu malam jalan yang berlobang dan kerap digenangi air, tuntas diaspal. Dan masyarakat pedagang dan pengunjung pasar sangat berterima kasih kepada Pemkot Sungaipenuh.
Begitupun pembangunan lainnya, jika dibanding sebelum AJB menjadi Walikota, sangat kentara bedanya. Baik infrastruktur maupun kebijakan yang menyentuh langsung untuk masyarakat. Salah besar jika ada yang menilai AJB tidak membangun, justru di tangan AJB lah wajah Kota Sungaipenuh mengalami perobahan drastis.
Kembali ke konteks Pilwako Sungaipenuh, sebulan sudah masa kampanye. Fikar Azami-Yos Adrino memaknai bahwa kampanye yang dilakukan, bukan sekedar untuk mendapat simpati masyarakat. Akan tetapi lebih kepada misi kemanusiaan untuk memperkuat tali silaturahmi dengan masyarakat seantero Bumi Sahalun Suhak Saletuh Bedil, Kota Sungaipenuh.
"Alhamdulillah satu bulan masa kampanye, sudah kita manfaatkan untuk lebih dekat dengan masyarakat Kota Sungaipenuh yang tercinta. Kami yakin dan percaya, masyarakat dapat menilai siapa pemimpin yang tepat untuk dipilih demi Kota Sungaipenuh mendatang," ungkap Fikar Azami.(seb)