BEKABAR.ID, KUALATUNGKAL - Ketenangan di Lorong Masjid Sa'adatul Abadiah, Jalan Bahari Ujung, Kelurahan Kampung Nelayan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat terguncang oleh sebuah tragedi. Api berkobar ganas dan dalam sekejap, puluhan rumah warga menjadi saksi bisu dari malapetaka yang melanda pada Jumat (15/12/23).
Asap hitam membelah langit, menandakan betapa cepatnya kobaran api melalap bangunan-bangunan di sepanjang lorong. Teriakan kepanikan dan suara sirine pemadam kebakaran menciptakan latar belakang yang mendalam untuk peristiwa tragis ini. Api yang semula hanya terlihat kemerahan di kejauhan, dengan cepat menjalar, memakan habis setiap jejak kehidupan di sepanjang lorong yang ramai.
Pemadam kebakaran yang cepat tanggap segera berusaha mengekang api, berjuang melawan kemarahan inferno yang menjilat langit-langit dan menyisakan kepulan asap hitam. Namun, ketiadaan akses yang memadai dan medan yang sulit membuat upaya mereka menjadi tugas berat.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa musibah ini dipicu oleh konsleting listrik. Kabel-kabel yang terpasang rapat di dalam rumah-rumah, seolah menjadi nyala lilin yang menyulut kebakaran besar yang merenggut apa pun yang ada di depannya.
"Dugaan sementara api bersumber dari salah satu rumah kosong yang di tinggal pemilik ke kebun. Disinyalir kebakaran ini akibat korsleting listrik, mungkin beliau lupa turunkan amper," beber sumber di lokasi.
Beruntung dalam peristiwa kebakaran ini tidak memakan korban jiwa, hanya saja kerugian di taksir mencapai ratusan juta rupiah. “Kebakaran diperkirakan sebelum jam 01:00 WIB dan mulai padam sekitar pukul 02:30 WIB," ucapnya.
Di tengah kehancuran, tergambar solidaritas yang mengharukan. Warga sekitar beserta petugas bersatu untuk membantu satu sama lain, mengevakuasi barang-barang berharga dan mencari tempat perlindungan sementara bagi yang terdampak. Meskipun harta benda habis terbakar, semangat kebersamaan tumbuh lebih kuat di tengah keprihatinan yang mendalam.
Hari itu, Lorong Masjid Sa'adatul Abadiah kehilangan lebih dari sekadar bangunan. Mereka kehilangan kenangan, tawa, dan kehidupan sehari-hari. Api yang membara meruntuhkan dinding-dinding yang mengandung cerita, tetapi di baliknya muncul tekad untuk bangkit dan memulai kembali. Bagi warga, lorong itu tak hanya menjadi saksi malapetaka, tetapi juga panggung ketabahan dan keberanian dalam menghadapi cobaan yang tak terduga. (seb)