BEKABAR.ID, TANJABBARAT - Ketegangan menghiasi alam kelam Perairan Muara Sungai Pengabuan Senin (12/02/24).
Seorang nelayan berusia 69 tahun, Baharuddin, dari Kampung Nelayan, RT. 06, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjab Barat, bersama anaknya, Sulaiman, memutuskan untuk menantang gelombang ganas dalam pencarian rezeki di laut.
Namun, apa yang dimulai sebagai rutinitas sehari-hari berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan.
Kisah tragis dimulai saat matahari baru saja menampakkan sinarnya di ufuk timur. Cuaca ekstrem dan ombak tinggi menjadi tantangan bagi mereka. Namun, dengan tekad yang kuat, Baharuddin dan Sulaiman melanjutkan perjalanan mereka ke perairan yang dalam.
Namun, pada pukul 05.30 WIB, tragedi itu terjadi. Di tengah kegelapan pagi yang masih menyelimuti, Baharuddin terjatuh dari pompong mereka. Desakan ombak yang ganas memutuskan benang harapannya, menjatuhkan nelayan tua itu ke dalam gelombang hitam yang mengancam kehidupannya.
Kabar tentang insiden mengerikan itu segera menyebar, membangunkan kekhawatiran di seluruh Kabupaten Tanjab Barat. Kapolres Tanjab Barat, AKBP Padli, SH, S.IK, MH, dan tim SAR gabungan segera meluncur ke tempat kejadian, menghadapi cuaca yang semakin memburuk.
“Iya benar, saat ini kita bersama tim SAR gabungan yang terdiri dari Baharkam Mabes Polri, Polairud Polda Jambi, Polairud Polres Tanjab Barat, dan Basarnas sedang melakukan pencarian terhadap korban,” ujarnya.
Dengan hati yang penuh keprihatinan, AKP Hermanto dari Polairud Polres Tanjab Barat membenarkan kejadian itu. Namun, kegelapan pagi dan kekeruhan air laut menjadi musuh terbesar mereka. Meski berusaha dengan segala daya, pencarian terhadap Baharuddin masih belum membuahkan hasil.
"Tim gabungan telah menuju lokasi kejadian untuk melakukan pencarian korban. Namun, hingga saat ini korban belum berhasil ditemukan,” ungkapnya.
Sementara itu, gelombang tinggi masih menantang, dan angin yang bertiup kencang seakan-akan ingin mengubur rahasia yang tersembunyi di dasar laut. Tapi, di tengah semua itu, harapan tetap menyala. Mereka berjanji untuk terus berjuang, untuk tidak menyerah hingga Baharuddin ditemukan.
Pagi itu, alam terlihat begitu misterius, tetapi semangat pencarian mereka bersinar lebih terang. Mereka tidak akan berhenti. Karena setiap detik berharga, dan setiap doa membawa harapan baru. Semua orang berharap, dalam kegelapan yang menyelimuti laut, cahaya kehidupan Baharuddin akan segera bersinar kembali. (seb)