Oleh : Muhammad Farandika Akbar, S.P
Sektor pertanian saat ini tentunya masih
menjadi salah satu sektor lapangan usaha penopang perekonomian nasional hingga
wilayah dalam masa pandemi covid-19. Khususnya di Provinsi Jambi, dalam data
BPS menyebutkan bahwa Multiplier Effect pandemi mulai terasa ke berbagai
sektor lapangan usaha. Hal ini diindikasikan melalui laju pertumbuhan PDRB
Provinsi Jambi menurut lapangan usaha yang bernilai – 1,91 % dari tahun 2019
menuju tahun 2020. Namun dalam kondisi ini sektor pertanian masih dapat
memberikan pertumbuhan yang positif meskipun mengalami perlambatan. Sektor
pertanian bertumbuh sebesar 0,57 pada triwulan ke III Tahun 2020 dan bertumbuh
lagi sebesar 3,58 % disaat beberapa sektor lapangan usaha lainnya mengalami
kontraksi. Siklus ini memberikan indikasi bahwa sektor pertanian benar-benar
harus diperhatikan tiap-tiap indikatornya untuk terus memberikan daya dorong
yang kuat dalam perekonomian wilayah khususnya Provinsi Jambi.
Tidak hanya itu, dalam publikasi BPS
Provinsi Jambi menggambarkan bahwa terhitung pada tahun 2020 telah terjadi
degradasi jumlah penduduk yang bekerja di sektor jasa sebesar 14 % dan disaat
yang sama terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian
sebesar 5 %. Namun krusialnya lagi pada periode yang sama pula Provinsi Jambi
menghadapi peningkatan angka angkatan kerja sebesar 7 %. Fenomena ini mengisyaratkan bahwa terdapat
harapan besar yang digantungkan pada sektor pertanian untuk menyerap tenaga
kerja baru terlebih lagi para generasi-generasi muda sebagai bentuk realisasi
pemberdayaan dalam menyambut bonus demografi. Peran ini harapannya mampu
menjadi pengingat bahwa dalam beberapa tahun kedepan, kebijakan-kebijakan serta
peran strategis harus mampu diambil oleh para generasi pemuda bangsa tak terkecuali
pada sektor pertanian.
Menyikapi permasalahan diatas, dirasa
sangat perlu untuk kembali diperhatikan bersama bagaimana minat dan citra
pertanian yang terus menerus tergerus stigma negatif pada kalangan pemuda.
Stigmatisasi ketinggalan zamannya untuk berkarier dan peduli pada sektor
pertanian di kalangan pemuda tentunya menjadi tantangan serius yang harus
dengan seksama kita benahi ditengah kokohnya sektor pertanian dalam menopang
perekonomian. Isu strategis ini sepertinya menarik perhatian beberapa alumni
Fakultas Pertanian Universitas Jambi untuk mulai menggiatkan perhatiannya akan
hal ini melalui dibentuknya Komunitas “Peduli Tani”. Pembentukan komunitas ini
merupakan sebuah artikulasi bahwa peran-peran seperti inilah yang sebenarnya diharapkan
oleh institusi untuk dapat mampu bersinergi serta berdampingan dalam cita-cita
dan tujuan yang sama yaitu memajukan sektor pertanian. Sumber daya manusia yang
berkualitas tentu sangat bisa kita ciptakan tanpa henti melalui peran institusi
perguruan tinggi. Namun sebelumnya perlu diingat bahwa minat dan kepedulian
akan sektor pertanianlah yang harusnya kita benahi dan bentuk terlebih dahulu.
Eksisnya komunitas “Peduli Tani” ini lahir
dengan misi memupuk serta menumbuhkan kepedulian dan ketertarikan generasi
pemuda akan sektor pertanian. Tentunya secara substansial, misi komunitas ini
dirasa sangat relevan dan dibutuhkan dengan fenomena yang terjadi di lapangan
saat ini. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian strategis secara serius tentang
arah gerak lebih lanjut serta keberlanjutan komunitas “Peduli Tani” kedepan.
Harapannya dengan adanya sebuah komunitas yang peduli akan sektor pertanian ini
mampu menjadi wadah pembelajaran bersama untuk memperkuat kapasitas keilmuan
dan keprofesian para lulusan pertanian yang ingin berkecimpung dan
mengaktualisasikan nilai-nilai akademisnya di sektor pertanian namun bingung
harus memulainya dari mana. Selain itu dukungan institusi juga sangat dirasa perlu
terutama dari berbagai stakeholder pengambil kebijakan untuk terus
bersinergi bersama sebagai katalisator dan sebagai point of control
untuk kemajuan sektor pertanian yang harapannya dapat dipelopori oleh generasi
pemuda yang lahir dan berkembang dari adanya komunitas “Peduli Tani” ini.