BEKABAR.ID,
JAMBI - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) terus melakukan transformasi digital untuk meningkatkan
kinerja operasional industri hulu migas. Langkah ini dilakukan dalam rangka
mendukung pelaksanaan program kerja hulu migas 2022 dan tercapaian target
jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barrel perhari (BOPD) dan gas
12 miliar standar kaki kubik gas perhari (BSCFD). Untuk mendukung akselerasi
digital di industri hulu migas, SKK Migas menyelenggarakan IOC Forum 2022 pada
hari ini (10/3) dengan tema “Digital Transformation Toward Operational
Excellence” yang diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh 386 peserta
dari SKK Migas, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), profesional dan
akademisi.
IOC Forum
adalah wadah kolaborasi antara SKK Migas, KKKS dan Stakeholders untuk selalu
memperbaharui pengetahuan serta berbagi informasi dan keahlian mengenai
perkembangan terbaru dan inovasi digitalisasi hulu migas. IOC Forum diselenggarakan
pertama kalinya tahun 2021, sebagai salah satu upaya SKK Migas mendorong
pemanfaatan integrated operation center (IOC) lebih optimal. IOC merupakan
implementasi dari digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi SKK Migas
yang dilauncing tepat pergantian tahun 2020 yang lalu. IOC forum merupakan
implementasi program Charter 7A pada rencana strategi (renstra) Indonesia Oil
and Gas sebagai peta jalan industri hulu migas mencapai target tahun
2030.
“IOC adalah
bagian dari center of excellence SKK Migas. Transformasi digital hulu migas
merupakan kolaborasi denga berbagai pihak untuk mendukung target long term plan
(LTP) 2030 yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan 12 BSCFD”, kata Deputi Operasi
SKK Migas Julius Wiratno ketika membuka acara IOC Forum 2022.
Lebih
lanjut Julius menyampaikan pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir, mendorong
kita melakukan efisiensi operasional dan tranformasi digital. Hal ini dilakukan
untuk dapat meningkatkan tata kelola operasi hulu migas yang lebih terencana,
terstruktur dengan baik dan sistematis. Integrasi data, transparan dan proses
pengolahan data analitik. Meningkatkan respon time terhadap permasalahan,
pengambilan keputusan dan sumber informasi untuk stakeholders dan
investor.
“IOC
terus berkembang dilakukan perubahan dan perbaikan, sehingga saat ini IOC mampu
mendukung kegiatan operasional dari berbagai fungsi. Tantangan cukup berat,
namun harapan dan optimisme harus selalu dijaga. Karena itu, kita harus
melakukan cara-cara out of the box, business not as usual dan berbagai
terobosan. Kita terus gelorakan semboyan one team one goal one million”, terang
Julius.
“Harapannya
melalui forum ini menghasilkan ide-ide baru dan terobosan nyata untuk inovasi
digital. Semoga upaya yang kita lakukan ini dapat membangun hulu migas
senantiasa memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia”, pungkas Julius.
Peresmian
IOC Upgrade
Selain
membahas knowledge sharing terkait data analitik dan inovasi digital, pada IOC
Forum 2022 dilakukan peresmian penggunaan IOC Upgrade oleh Wakil Kepala SKK
Migas Fatar Yani Abdurrachman yang menandai penggunaaan fitur baru data
analitik untuk pengelolaan data Produksi dan Lifting. Selain itu, pada IOC
Upgrade telah ditambahkan modul-modul baru antara lain : dashboard lanjutan
operasi Produksi, dashboard drilling (exploration & development), dashboard
perkapalan, , dashboard bandar udara, dashboard terminal, dashboard HSE Level
Satu, dashboard health, dashboard safety, dashboard lingkungan dan dashboard
emergency, dashboard manajemen proyek dan dashboard baru pemeliharaan fasilitas
operasi.
Pada
sambutannya Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrachman menyampaikan rasa
bangganya atas perkembangan IOC serta kolaborasi antar fungsi di SKK Migas dan
kolaborasi dengan KKKS. Sejak diluncurkan pada malam pergantian tahun 2020 atau
beberapa bulan sebelum Pandemi Covid-19, manfaat IOC sungguh dirasakan.
“Pandemi Covid-19 memaksa untuk melakukan perubahan dengan mengedepankan
teknologi digital. SKK Migas dengan IOC telah memulai sebelum pandemi sehingga
ketika ada pembatasan mobilitas, pengawasan dan koordinasi bisa dilakukan
melalui IOC karena apa yang dilakukan oleh KKKS tetap bisa dimonitor”, kata
Fatar.
“Tahapan
pembangunan IOC secara mulus bisa dikerjakan, sampai pada tahun saat ini yang
sudah sampai ke digital analytic. Kedepannya setelah semua penyempurnaan di
IOC, diharapkan dapat membantu upaya SKK Migas menangani unplanned shutdown
yang sangat dirasakan mengganggu produksi migas tahun lalu. Harapannya dengan
data analityc yang bisa diperoleh dari IOC dapat dilakukan upaya pencegahan
sedari awal, sehingga kejadian unplanned shutdown bisa ditekan secara bertahap
sehingga pelaksanaan produksi migas kedepannya menjadi semakin ekselen”, ujar
Fatar.
Fatar
menyampaikan optimismenya bahwa kebutuhan energi fosil meningkat terus seiring
peningkatan daya beli dan jumlah populasi, meskipun prosentase energi migas
akan berkurang pada bauran energi nasional. Saat ini produksi minyak per hari
masih belum mencukupi kebutuhan nasional yang mencapai 1,5 juta barel,
diperkirakan kebutuhan minyak ditahun 2030 bisa meningkat diatas 2 juta. “Untuk
memenuhi kebutuhan minyak secara keseluruhan masih belum, setidaknya upaya
peningkatan produksi minyak di tahun 2030 dapat mengurangi GAP sehingga
mengurangi impor. Ini peran lain hulu migas dalam mendukung perekonomian agar
anggaran negara dapat dipergunakan untuk membangun sektor yang dibutuhkan oleh
masyarakat”, imbuh Fatar.
“Saat ini,
paling mudah mencari data adalah dalam bentuk digital. Transformasi oleh SKK
Migas adalah transformasi untuk mengejar ketertinggalan produksi dengan
tantangan adanya energi transisi. Digitalisasi sebagai enabler memegang peranan
yang penting dalam upaya mencapai target 2030. Kecepatan menjadi sangat pentin,
dengan adanya IOC yang terus diperbaharui modul-modulnya, maka proses-proses
pengambilan keputusan di hulu migas bisa menjadi lebih cepat dan akurat”,
pungkas Fatar. (*)