Dunia
pendidikan kembali tercoreng, kali ini terjadi di salah satu SMP di Kayu Aro
Kerinci.
Beredar rekaman video memperlihatkan
beberapa orang siswa SMP di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi melakukan
perundungan hingga pengeroyokan terhadap temannya. Video tersebut viral di
media sosial FB, hingga WhatsApp dan instagram.
Dalam video pertama berdurasi 5 detik
hingga 1 menit, tampak sekitar 5 siswa memukul korban yang disaksikan siswi
lainnya. Sedangkan, video kedua 15 detik korban dianiaya hingga dibenamkan
dalam kolam sekolah.
Informasi yang diterima media ini bahwa
kejadian ini terjadi di beberapa titik di salah satu sekolah SMP di Kayu Aro.
Dari Video yang beredar korban di aniaya oleh teman kelas dan kakak kelas
korban.
Korban terlihat di injak oleh pelaku,
dipukul kemudian dalam vidio lainnya juga terlihat korban di benam dalam kolam
di belakang sekolah.
Diduga kejadian diluar jam sekolah. Bahkan
informasinya salah satu pelaku adalah seorang anak anggota dewan Kerinci.
Salah seorang warga Kayu Aro menjelaskan
bahwa video penganiayaan yang dilakukan oleh siswa terhadap korban beredar luas
di grup WA.
"Ya, videonya beredar, kabarnya korban
dijemput di rumahnya dan dibawa ke satu lokasi di daerah Kayu Aro dan dianiaya
oleh para pelaku,"ujar salah seorang warga.
Hutra salah seorang warga mengaku
mendapatkan vidio yang beredar bahkan diketahui salah seorang pelaku adalah
anak salah seorang anggota DPRD Kerinci. "Salah satu pelaku anak anggota
dewan," jelasnya.
Terkait viralnya video tersebut, Plt
Kapolsek Kayuaro IPTU Sugiarto ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian
tersebut. "Ya,benar ada kejadian, kami dapat kabar dari Vidio yang
beredar,"jelasnya.
Lebih lanjut Sugiarto mengatakan bahwa
setelah anggotanya mendapat informasi yang beredar, pihaknya langsung mencari
tahu korban dan memanggil orang tua korban dan juga korban.
"Dari hasil pemeriksaan ternyata
korban mengaku kalau dirinya dijemput oleh pelaku NI dan NA di rumah korban
dengan alasan akan melakukan belajar kelompok," ujarnya.
"Kemudian korban dibawa ke temat
kosong di daerah mekar sari. Korban mengaku dibully di dekat sekolah yakni di
kolam dan di kafe kosong di Daerah Mekarsari,"jelasnya.
Kapolsek menambahkan, bahwa menurut
keterangan korban, ada sekitar 16 orang pelaku. Kronologisnya bahwa dua orang
pelaku menjemput korban di rumahnya. Kemudian dibawa ke salah satu tempat
dimana sudah menunggu tempat lainnya, yang jumlah pelakunya 16 orang. Terdiri
dari teman satu kelas dan kakak kelas korban.
"Palaku seluruhnya 16 orang, tapi yang
jemput korban di rumah menurut korban dua orang inisialnya NV dan
NA,"kata Kapolsek.
Ditanya soal kabar salah satu pelakunya
adalah anak oknum DPRD Kerinci? Kapolsek mengatakan salah satunya ya ada anak
dari anggota DPRD Kerinci. "Salah satu pelaku anak anggota DPRD
Kerinci," ungkapnya.
Ia menambahkan pihaknya telah memanggil
korban dan keluarga ke Polsek terkait beredarnya video pengeroyokan tersebut.
"Kami sudah memanggil korban dan orang
tuanya. Kami jelaskan perihal terhadap video yang beredar. Jika mereka merasa
tidak senang dengan kejadian tersebut, pihak Polsek telah menjelaskan agar mereka
melapor ke Polres Kerinci karena di Polsek tidak ada bidang PPA nya atau bidang
ITE nya, yang ada di Polres,"katanya.
Namun, kata Kapolsek, pihak korban dan
pelaku di fasilitasi oleh kepala Sekolah SMP 23 Kerinci melakukan mediasi dan
korban dan pelaku sepakat berdamai.
"Hasil musyawarah memutuskan bahwa
pihak korban dan pelaku sepakat damai dan pelaku tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi. Korban juga tidak akan membawa kasus ini ke ranah
hukum," bebernya.
Untuk biaya pengobatan korban ditanggung oleh
para pelaku. Lalu setelah ujian, korban akan pindah sekolah. Seluruh biaya
pindah juga ditanggung keluarga pelaku.
"Korban akan pindah sekolah setelah
ujian. Ujian akan berlangsung mulai hari Senin, dan biaya untuk pindah korban
juga ditanggung keluarga pelaku,"jelasnya.
Namun menurutnya meskipun berdamai,
pihaknya akan tetap melakukan pemantauan terhadap kasus ini.
"Meski sudah ada perdamaian namun
anggota Polsek akan tetap memantau perkembangannya. Ini untuk mengantisipasi
kejadian tidak diinginkan.
Saya sudah perintahkan ke anggota untuk
tetap memantau pasca perdamaian,"katanya.
Cek Psikologi
Siswi SMP 23 Kerinci yang menjadi korban
pengeroyokan oleh teman satu sekolah terpaksa tidak ikut ujian sekolah.
Ini karena korban harus dibawa ke padang untuk
cek psikologi usai dikeroyok.
Hal ini disampaikan oleh kakak korban Robi.
Dikatakan Robi bahwa korban A tidak bisa ikut ujian karena harus di cek
psikolog.
"Tadi malam dibawa ke Padang menemui
psikolog. "Hari ini dia tidak ikut ujian kelas karena ke Padang
berobat,"jelasnya
Robi menjelaskan pihak keluarga belum tahu
bagaimana dengan proses ujian dari korban A karena hari pertama ujian A tidak
bisa ikut.
"Urusan sekolah kami tidak tahu
seperti apa, yang jelas A tidak bisa ikut ujian kelas," bebernya. (*/red)