Oleh :
Hendra Yuda Malik
Peneliti Sosial Kemasyarakatan
Kita telah mendengar dan membaca banyak kabar mengenai virus Covid-19 atau yang umum disebut dengan virus Corona. Dari mulut-kemulut, banyak juga yang bilang bahwa di Indonesia lebih resisten terhadap penyebaran virus corona karena cuaca dan iklim yang panas, namun kenyataannya malah berseberangan. World Health Organization (WHO) melalui laporannya pada tanggal 21 Maret 2020 menyebutkan bahwa Indonesia mencapai angka 369 kasus yang terkonfirmasi dan 32 orang dinyatakan meninggal karena virus corona. Dengan kata lain, anggapan bahwa iklim dan cuaca mempengaruhi penyebaran virus corona tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Sementara itu, perlawanan yang paling tepat saat ini dilakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi yang berguna agar dengan memahami bagaimana organisme ini bertahan hidup dan menyebar, kita dapat membentengi diri dengan hal-hal praktikal yang dapat mencegah korban berjatuhan bagi orang-orang yang kita sayangi.
Apa itu virus Corona?
Virus Corona atau dengan sebutan resmi yang diberikan oleh WHO pada 11 Februari 2020 sebagai COVID-19, adalah sejenis mikroorganisme patogen (parasit) yang menginfeksi sel makhluk hidup termasuk juga manusia, yang untuk pertama kalinya dilaporkan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China. Virus ini dilaporkan sebagai penyakit radang paru yang sebelumnya belum diketahui penyebabnya, dan dapat menyebar dengan relatif cepat dan mudah. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia, terutama paru-paru.
Bagaimana cara virus corona menyebar?
Virus ini diketahui menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil cairan dari hidung dan juga mulut, dari orang yang telah terinfeksi virus COVID-19 sebelumnya, aktifitas bersin dan juga batuk adalah cara yang paling banyak diketahui sebagai penyebab paling tinggi penyebaran wabah ini. Ketika seseorang yang telah terinfeksi bersin, tetesen kecil cairan dari hidung dan mulut yang membawa sel virus akan menyembur keluar, lalu jika kita berada dalam jarak kurang dari satu meter, atau orang yang terinfeksi tersebut melakukan bersin terbuka tanpa penghalang, maka dapat dipastikan akan terpapar virus Covid-19. Virus tersebut dapat masuk melalui mulut, hidung dan juga mata. Sejauh ini penelitian oleh WHO mengatakan bahwa virus itu tak dapat tersalurkan melalui udara bebas, namun secara kontak pernapasan saja. Tetapi, pendapat para pakar mengatakan bahwa ada resiko transmisi virus dari permukaan-permukaan yang telah disentuh oleh orang yang telah terinfeksi. Virus tersebut dapat bertahan hidup di suatu permukaan benda dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung dari kondisi permukaan, faktor suhu, dan kelembapan situasional.
Siapakah yang paling rentan terkena virus Corona?
Sampai saat ini, tidak ada pengecualian tentang siapa yang tidak beresiko terkena virus corona. Namun data menunjukkan bahwa orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti darah tinggi, sakit jantung, sakit paru-paru, kanker atau diabetes, akan cepat membutuhkan perawatan intensif karena pengembangan virus terlihat lebih serius dibandingkan dengan orang tanpa kondisi kesehatan tertentu. Dan tentu saja juga tergantung dengan kondisi daya tahan tubuh seseorang.
Apa gejala orang yang terinfeksi virus corona?
WHO menyebutkan bahwa orang yang terinfeksi virus corona akan mengalami gejala penyakit flu biasa. Gejala awalnya seperti batuk (kering) ringan, demam, letih, dan sesak napas. Gejala tersebut akan meningkat intensitasnya secara berkelanjutan. Penelitian WHO menunjukkan bahwa ada juga beberapa orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala-gejala yang disebutkan. Kebanyakan orang ( sekitar 80% ) sembuh dari penyakit virus corona tanpa membutuhkan perawatan khusus. Hanya sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit virus ini yang kemudian menjadi serius dan berkembang menjadi penyakit yang menyerang organ pernapasan sehingga membutuhkan perawatan intensif. Pada orang yang terinfeksi, terdapat masa inkubasi (waktu saat terpapar virus hingga gejala pertama terlihat) yang bervariasi, umumnya masa inkubasi virus corona ini adalah antara hari pertama hinga hari ke empat belas, berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO kebanyakan gejala terlihat pada hari kelima. Hingga saat ini peneliti masih sedang berusaha untuk menciptakan vaksin virus corona, namun tentunya masih membutuhkan waktu yang lama hingga percobaannya berhasil., peneliti memperkirakan waktu yang dibutuhkan secepatnya adalah pada pertengahan tahun depan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?
Sudah saatnya kita berhenti membuang-buang energi kita pada ke-khawatiran yang tak berkesudahan, seperti melakukan panic-buying dan memborong cairan sanitizer ataupun masker. Karena hal-hal tersebut hanya akan menimbulkan kekacauan lainnya. Hal yang sebaiknya dilakukan sekarang adalah terus melakukan update mengenai kabar terbaru wabah virus corona, perbanyak pengetahuan tentang kebersihan diri dari mikroorganisme negatif seperti virus dan bakteri. Untuk saat ini, tetap tinggal dirumah adalah pilihan terbaik karena risiko penyebaran virus yang semakin hari semakin meningkat. Kalaupun dirasa perlu keluar rumah, gunakan lah masker dan kaca mata jika ada. Jaga jarak aman dengan lawan bicara atau orang lain sejauh satu setengah meter, dan menjauh jika ada orang yang bersin atau batuk disekitar kita. Dengan begitu kita akan berhasil melindungi diri kita sendiri dan kita juga melindungi orang lain. (Hym)
* dikumpulkan dari berbagai sumber