Pileg, Momentum Bersihkan Lingkungan, HIMSAK: Jangan Biarkan Sungai Semakin Keruh Hingga Tenggelamkan Kerinci - Sungai Penuh

Pileg, Momentum Bersihkan Lingkungan, HIMSAK: Jangan Biarkan Sungai Semakin Keruh Hingga Tenggelamkan Kerinci - Sungai Penuh

Ilustrasi bekabar.id

BEKABAR.ID, KERINCI - Sebagian besar wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dilanda banjir hebat yang mengakibatkan dampak serius bagi warga setempat. Rumah-rumah tergenang, perkampungan terendam, jalan-jalan raya berubah menjadi sungai dan berbagai akses sarana prasarana lumpuh, menciptakan pemandangan pilu yang menyedihkan.

Presiden Himpunan Mahasiswa Sakti Alam Kerinci (HIMSAK) Habib Hidayat yang baru saja dilantik beberpa waktu lalu di Aula Rumah Dinas Gubernur Jambi ini mengaku prihatin terhadap bencana yang menerjang sebagian besar wilayah Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh ini.

Menurutnya, selain faktor-faktor umum seperti penebangan hutan dan ketidakpedulian terhadap sampah, masalah serius penyebab banjir adalah aktivitas tambang galian C di hulu Sungai Batang Merao.

Tak main-main, efek dari aktivitas penambangan itu menurutnya adalah membuat Sungai Batang Merao menjadi keruh pekat dan coklat, karena membawa tanah, material dan sedimen lain mengalir disepanjang aliran sungai.

"Lumpur-lumpur sisa material ikut hanyut bersama aliran sungai, yang akhirnya membuat pendangkalan Sungai Batang Merao. Sehingga, ketika diguyur hujan, wilayah Kerinci dan Sungai Penuh menjadi banjir akibat luapan dari air sungai," ujarnya, Senin (01/01/23).

Mirisnya, kata Habib, dibalik dahsyatnya efek galian C yang menimbulkan berbagai bencana dan kerugian bagi masyarakat banyak itu, didiga ada keterlibatan dua anggota dewan aktif yang saat ini kembali maju pada Pileg DPRD tingkat Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi.

"Ini menciptakan situasi paradoks, di mana mereka yang seharusnya menjadi penjaga lingkungan justru menjadi penyebab kerusakan. Sungguh sangat ironis praktik tersebut juga terjadi di wilayah yang seharusnya dilindungi dan diperjuangkan oleh para wakil rakyat itu," terangnya.

Dia mengungkapkan, HIMSAK saat ini telah mengendus keterlibatan adik kandung salah seorang Caleg DPR RI asal Kerinci yang juga ada di balik Galian C. Untuk itu dia menyebutkan, momentum Pileg 2024 tidak hanya sebuah kesempatan untuk memilih pemimpin, tetapi juga momentum untuk membersihkan lingkungan, khususnya Sungai Batang Merao.

"Jangan biarkan kepentingan bisnis pribadi beberapa Caleg merusak keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat. Pilihlah calon yang memiliki rekam jejak positif dan nyata dalam upaya pelestarian lingkungan. Agar bencana banjir, tanah longsor bisa diminimalisir," kata dia.

Habib mengingatkan, pemilih yang merupakan warga Kerinci dan Sungai Penuh memiliki peran besar dalam menentukan arah masa depan. Untuk itu dia mengajak agar bersama-sama menjadikan Pileg sebagai sarana positif untuk memilih pemimpin yang berintegritas. "Peduli terhadap keberlanjutan lingkungan serta kepentingan rakyat," imbuhnya.

Pileg, kata Habib, bukan sekadar tontonan politik, melainkan panggung di mana sebagai masyarakat memiliki peran nyata dalam menciptakan perubahan positif. 

"Pilihlah dengan bijak, tanamkan nilai-nilai kejujuran dan dedikasi dalam proses demokrasi ini, agar pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kepentingan rakyat dan menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan yang kita cintai," katanya.

Seruan Sinergi Mencegah Bencana Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh

Dalam menghadapi musim hujan, Habib mengimbau masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. "Maraknya banjir di berbagai wilayah Kerinci dan Sungai Penuh juga merupakan dampak dari kurangnya kesadaran terhadap kebersihan sungai dan parit," bebernya.

Selain itu, lanjut Habib, Pemda Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh diminta bersinergi untuk segera mengambil tindakan preventif, seperti melakukan pengerukan sungai guna menghindari pendangkalan yang dapat memperparah situasi. Penting juga untuk mengatur pemukiman di bantaran sungai agar tidak menghambat aliran air.

"Perlu dilakukan tinjauan kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di sepanjang sungai untuk memastikan bahwa ketentuan-ketentuan terkait penggunaan lahan telah sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan keselamatan," paparnya.

Selain itu, Habib mendesak agar ada penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku penebangan hutan dan penambang galian C, agar mengurangi risiko kerusakan lingkungan berkelanjutan yang menjadi faktor penyebab bencana banjir dan jeritan warga.

"Dengan bersama-sama menjaga lingkungan, diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama dalam mencegah terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan banyak pihak. HIMSAK siap menjadi garda terdepan, untuk mengentaskan persoalan yang menjadi biang kerok musibah besar ini," tukasnya. (seb)