BEKABAR.ID, JAMBI - Konfercab HMI adalah forum penting bagi para Kader Himpunan mahasiswa Islam untuk berdiskusi, berdebat, dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan keislaman dan kebangsaan.
Namun, untuk memastikan keputusan yang diambil mewakili kepentingan dan pandangan seluruh anggota HMI, penting untuk mendorong inklusivitas dan keterwakilan dalam Konfercab HMI. Secara keseluruhan, Konfercab HMI merupakan kegiatan yang sangat penting bagi organisasi HMI.
Konfercab HMI tidak hanya sebagai forum pemilihan dan evaluasi pimpinan organisasi, tetapi juga sebagai ajang untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan setiap kadernya serta meningkatkan partisipasi dan keterlibatan kader HMI dalam mengambil keputusan organisasi.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, pakar sejarah Islam dan mantan Rektor UIN Jakarta: Menurut beliau, kepemimpinan HMI harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan memahami tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa Islam saat ini. Kepemimpinan juga harus memiliki kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan yang inklusif, di mana semua anggota memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan berkembang"
Inklusivitas adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah dan terbuka untuk semua orang, tanpa terkecuali. Inklusivitas mencakup kesetaraan, pengakuan, penghormatan, dan perlakuan yang adil terhadap semua orang, tanpa memandang latar belakang, identitas, atau karakteristik individu, seperti jenis kelamin, ras, agama, orientasi seksual dan sebagainya.
Dalam sebuah organisasi atau masyarakat yang inklusif, setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, memberikan kontribusi, dan merasa dihargai.
Konsep inklusivitas juga mengacu pada upaya untuk mengatasi segala bentuk diskriminasi, ketidakadilan, dan ketidakmerataan dalam lingkungan organisasi atau masyarakat. Dengan demikian, inklusivitas tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga membawa dampak positif bagi organisasi atau masyarakat secara keseluruhan.
Pentingnya inklusivitas dalam sebuah organisasi atau masyarakat tidak bisa diabaikan. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif, organisasi atau masyarakat dapat memperluas basis keterlibatan, memperoleh perspektif yang beragam, dan menciptakan kerja sama yang lebih baik antar individu atau kelompok.
Oleh karena itu, inklusivitas harus dilihat sebagai sebuah nilai yang harus dipromosikan dan dipertahankan di dalam organisasi atau masyarakat untuk mencapai keadilan, keseimbangan, dan keberagaman yang lebih baik.
Scott E. Page seorang profesor di University of Michigan dan seorang ahli teori organisasi. Ia telah menulis banyak tentang inklusivitas dalam konteks bisnis dan organisasi, termasuk dalam bukunya yang berjudul "The Diversity Bonus: How Great Teams Pay Off in the Knowledge Economy". Page berargumen bahwa inklusivitas adalah kunci untuk menciptakan tim yang efektif dan inovatif.
Frances Kunreuther seorang pakar non-profit dan konsultan diversitas yang telah menulis banyak tentang inklusivitas dalam konteks organisasi nirlaba. Ia adalah penulis bersama dari "Working Across Generations: Defining the Future of Nonprofit Leadership" dan "From the Ground Up: Grassroots Organizations Making Social Change". Kunreuther mengadvokasi untuk inklusivitas sebagai kunci untuk menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Banyak lagi para pakar didunia yang menulis pentingnya Inklusivitas dalam organisasi namun terlepas dari itu ada beberapa cara yang bisa kita simpulakan untuk mendorong inklusivitas dan keterwakilan dalam Konfercab HMI khususnya HMI Cabang Jambi :
1. Mendorong partisipasi yang merata: Penting untuk memastikan bahwa setiap anggota HMI diberi kesempatan yang sama untuk terlibat dalam Konfercab HMI. Ini dapat dicapai dengan mempromosikan partisipasi aktif dari seluruh anggota, mengadakan sesi diskusi terbuka yang terbuka untuk semua anggota, dan menjamin bahwa pemungutan suara dilakukan secara adil dan transparan.
2. Menjaga keterwakilan yang seimbang: Penting untuk memastikan bahwa setiap anggota HMI merasa diwakili dalam Konfercab HMI, terutama mereka yang mungkin dianggap sebagai minoritas atau kelompok yang rentan. Ini dapat dicapai dengan mengadopsi kebijakan keterwakilan yang memastikan bahwa setiap kelompok atau wilayah diwakili dalam pemilihan delegasi Konfercab HMI.
3. Memperkuat keragaman pandangan dan perspektif: Konfercab HMI dapat menjadi lebih inklusif dengan memastikan bahwa berbagai pandangan dan perspektif diakui dan diperhitungkan. Ini dapat dicapai dengan mengadakan diskusi terbuka, mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota, dan memastikan bahwa delegasi terdiri dari beragam latar belakang dan pengalaman.
4. Memperkuat kesadaran akan hak asasi manusia: Salah satu aspek penting dari inklusivitas adalah memperkuat kesadaran akan hak asasi manusia dan memastikan bahwa hak setiap anggota diakui dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan pelatihan atau pendidikan tentang hak asasi manusia, mengadopsi kebijakan anti-diskriminasi, dan mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
Dengan mendorong inklusivitas dan keterwakilan dalam Konfercab HMI, kita dapat membangun sebuah organisasi yang inklusif dan mempromosikan keadilan. Hal ini juga dapat membantu memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mewakili kepentingan dan pandangan seluruh anggota HMI. (*)