Lapor Pak Kapolres, Truk Pengangkut Material ke PLTA Disinyalir Lebihi Tonase, Apa Tidak Ditindak?

Lapor Pak Kapolres, Truk Pengangkut Material ke PLTA Disinyalir Lebihi Tonase, Apa Tidak Ditindak?

BEKABAR.ID, KERINCI - Desas-desus dugaan kelebihan tonase truk pengangkut material untuk PLTA seolah tak menjadi prioritas dalam penertiban.

Terbukti hingga saat ini, puluhan bahkan ratusan truk tersebut terlihat melenggang bebas mengunggis aspal pada jalan Nasional Kabupaten Kerinci yang baru saja diperbaiki.

Tak adanya pemeriksaan atau pun razia dari pihak terkait juga menimbulkan tanda tanya besar. Mengingat persoalan kelebihan tonase sudah mencuat cukup lama dan menjadi isu hangat warga Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

Ketua Umum PK Amin Rais, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kerinci, Palda Agustiansyah mengutarakan, sangat perlu memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan, truk-truk over tonase merupakan salah satu kendaraan yang meresahkan pengguna jalan lainnya, sehingga perlu dihempang.

“Artinya, Polres Kerinci dan Dishub Kerinci harus berkoordinasi untuk menjamin kenyamanan pengendara, terlebih pada lintasan truk yang membawa material ke PLTA ini,” ujarnya kepada bekabar.id, Minggu (21/05/23).

Koordinasi tersebut, lanjut Palda, tentunya berupa realisasi untuk menindak kendaran yang diduga over tonase. “Yang begitu seharusnya menjadi prioritas razia, bukan ojek atau pun warga. Jadi kami mendesak agar truk-truk itu segera dirazia,” tegasnya.

Tinggi muatan truk, kata Palda, perlu diperhatikan. Kemudian modifikasi bodi truk yang melanggar aturan, volume muatan, truk yang menambah bodi pada bagian belakang. “Dari segi fisik juga, truk tanpa bak itu menyalahi dan bisa ditindak. Jika pemeriksaan ataupun razia sudah dilaksanakan, saya yakin hal yang kami paparkan pasti akan ditemukan,” terangnya.

Selain beban angkutan yang diduga melibihi tonase, cucuran air pada truk material dengan muatan material pasir dalam keadaan basah yang melintas dari arah Hiang, Sebukar, hingga wilayah Kecamatan Danau Kerinci yakni Tanjung Tanah, Seleman, Sanggaran Agung dan menuju ke lokasi PLTA Kerinci Merangin Hidro juga turut menuai sorotan.

Ketua LSM Petisi Sakti Indra Wirawan, S.Pd membeberkan musuh terbesar aspal adalah air. Bila sudah terendam atau terus tersiram air, aspal akan mudah pecah dan rusak. “Ini dibuktikan dengan kasus jalan rusak paling banyak ditemui saat musim hujan ataupun kerap terkena air. Air mampu memecah molekul aspal dan mengubah bentuknya menjadi lebih kecil. Sehingga daya rekat aspal pun menjadi berkurang,” ujarnya kepada bekabar.id, Senin (15/5/23).

Sementara mobil yang mengangkut material ke PLTA, lanjut Indra, kerab membawa muatan basah. “Tentu saja airnya berceceran ke jalan yang baru diperbaiki itu,” ucap pria yang akrab disapa Indra Komano ini.

Soal dugaan melebihi tonase, Indra menilai tentu akan membuat jalan berlubang bahkan hancur dan nyaris tidak bisa dilalui masyarakat. Sebab volume muatan dengan kekuatan kelas jalan tidak seimbang.

“Lebih baik jalan yang diperbaiki itu dilewati dengan truk roda delapan, dari pada dilewati truk yang tidak memenuhi standar tonase. Karena truk roda delapan bebannya akan terbagi rata,” bebernya.

Dirinya meminta kepada penyuplai material untuk memperhatikan hal tersebut sebelum beroperasi. “Kalau tidak sanggup, lebih baik berhenti saja, dari pada merusak jalan warga,” celutuknya.

Diberitakan sebelumnya, keresahan warga terhadap truk material dengan muatan material pasir dalam keadaan basah yang melintas dari arah Hiang, Sebukar, hingga wilayah Kecamatan Danau Kerinci yakni Tanjung Tanah, Seleman dan Sanggaran Agung dan menuju ke lokasi PLTA Kerinci Merangin Hidro seolah tak didengar oleh pemangku jabatan di Kabupaten Kerinci.

Hal tersebut seoalah dibiarkan, meskipun material yang diangkut pada jalan yang baru diperbaiki beberapa bulan lalu itu diduga melibihi. Selain itu, kenyamanan pengendara juga terganggu akibat lintasan truk yang kerab beriringan, tak jarang macet pun sering terjadi.

Arya, salah satu warga Desa Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci menyayangkan jalan Nasional masih dijadikan akses pengangkutan material.

“Jalan Nasional ini baru diperbaiki beberapa bulan lalu. Kalau masih dijadikan lintasan mobil yang bermuatan berat, tentu jalannya akan cepat rusak,” ujarnya kepada bekabar.id, Rabu (03/05/23).

Dirinya juga menyebutkan, selama truk beroperasi, kenyemanan pengendara juga terganggu. “Tentu mengganggu pengguna jalan lah, selain asap truk yang menghalangi jarak pandang, debu dan iringan convoy juga membuat pengendara tidak nyaman,” ucap Arya.

Arya meminta agar PLTA membuat jalur khusus untuk pengangkutan material. Selain itu ia juga minta kepada Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk menindak mobil truk yang membawa material PLTA melebihi tonase.

“Kepada pemerintah untuk meninjau, memantau serta menindak operasi pengangkutan material, terlebih jika sudah melibihi tonase,” pungkasnya. (seb)