Hasil Hearing dengan PC IMM Kerinci, Plt Direktur RSUD MH Thalib Siap Mundur Jika Terjadi Ini

Hasil Hearing dengan PC IMM Kerinci, Plt Direktur RSUD MH Thalib Siap Mundur Jika Terjadi Ini

Prosesi hearing antara PC IMM Kerinci dengan DPRD Kabupaten Kerinci bersama Pjs Direktur RSUD MH Thalib / doc bekabar.id

BEKABAR.ID, KERINCI - Tindak lanjut soal Pelayanan Rumah sakit, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Kerinci gelar hearing dengan DPRD Kabupaten Kerinci beserta Direktur RSUD MH Thalib, di gedung DPRD Kabupaten Kerinci, Senin (22/3/21).

Ketua Umum IMM Kabupaten Kerinci mengungkapkan, hasil dari hearing tersebut pihak RSUD MH Thalib berjanji akan meningkatkan pelayanan kepada pasien untuk kedepannya.

"Dari pihak RS dihadiri langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RS MH Thalib Kerinci dr Iwan Suwindra, beliau (dr Iwan, red) juga berjanji akan meminta maaf dalam waktu dekat kepada keluarga pasien yang sempat viral beberapa waktu yang lalu," papar dia.

Selain itu, mantan Gubernur Syariah IAIN Kerinci ini membeberkan jika dr Iwan menyatakan siap diganti sebagai Pjs Dirut jika dalam tiga bulan kedepan terdapat aduan dari masyarakat perihal RSUD MH Thalib.

"Tentunya PC IMM Kerinci dalam hal ini siap mengawal hasil hearing tersebut disamping nantinya dari DPRD juga berjanji akan bertindak tegas jika hal itu kembali terjadi," ujar Dedek.

Sementara, Sekretaris Umum PC IMM Kerinci Anisi menuturkan, RSUD MH Thalib harus meningkatkan pelayanan serta harus sadar bahwasannya pelayanan adalah yang terpenting bagi para pasien.

"Pelayanan merupakan hal yang paling utama, jangan sampai masalah buruknya pelayanan menjadi ciri khas dan selalu menjadi buah bibir masyarakat," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, kader PC IMM Kerinci Agus Supriyanto menegaskan bahwasanya PC IMM Kerinci siap mengawasi rumah sakit dan menerima aduan-aduan dari Masyarakat terkait dengan masalah dari RSUD MH Thalib.

"Kami siap mengawasi secara berkelanjutan kinerja dari RSUD MH Thalib, karena ini rumah sakit kita bersama. Selain itu, sudah jadi tugas mahasiswa sebagai agent of control dari kinerja pemerintah," ucap mantan Ketum IMKK ini.

Terpisah, Plt Direktur RS MH Thalib Kerinci dr Iwan Suwindra ketika dikonfirmasi perihal hasil hearing tersebut enggan berkomentar.

Diberitakan sebelumnya, seakan - akan tak ada pernah hentinya keluhan dari masyarakat, terhadap buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Daerah MHA Thalib Kerinci.

Bahkan kali ini, dengan alasan oksigen habis dan pasien dibilang Corona padahal hasil swab Negatif. Pasien terpaksa digendong keluarga dengan menempuh pendakian tangga, tanpa menggunakan kursi roda.

Mirisnya lagi, pasien digendong dalam keadaan masih sesak nafas tanpa tabung oksigen. Hal ini disampaikan langsung keluarga korban, Aris, warga Desa Semumu, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci.

Diakui Aris, kejadian itu bermula pada Kamis (04/02/2020) kemarin dirinya bersama keluarga membawa pasien ke RSU MHA Thalib Kerinci dalam keadaan sesak nafas. Namun, sudah di test swab antigan hasilnya negatif.

Mirisnya lagi, meskipun hasilnya Negatif, salah seorang oknum perawat malah tidak mau merawat pasien dan menyebar isu ke pasien ruangan sebelah, untuk menyuruh tutup pintu karena ada pasien covid, tutur salah satu oknum yang tidak bertanggung jawab. "Padahal sudah terbukti jelas dengan hasil swab antigan, bahwa pasien bukan covid, pasien hanya sesak nafas ya bukan covid. Sesak nafas bukan hal yang sepele ya, banyak orang bisa meninggal karena sesak nafas," ujarnya.

Hal senada juga dijelaskan orang tua pasien, Mutiara. Dijelaskannya bahwa, sore kemarin dirinya bersama keluarga membawa anak untuk berobat ke RSU MHA Thalib Kerinci. Ternyata sampai di RSU harus tes rapitd sampai tes swab, ternyata hasil tes anaknya negatif corona.

"Akhir nya anak saya di bolehkan untuk rawat inap, namun sesampai di ruang inap ada perawat yang bilang anak kami terkena virus Corona sementara hasil swab anak kami negatif sampai anak saya tidak dapat di tangani alasan perawat nya yang di ruang inap anak bagian atas yang piket malam, oksigen habis akhirnya kami pun membawa anak kami pulang kerumah dengan keadaan napasnya masih nyesak aturan anak kami sedang membutuhkan oksigen," tegasnya.

Berdasarkan pantauan dilapangan, bahkan kejadian ini juga dibuktikan dengan video lengkap dari keluarga pasien yang menggendong pasien dalam keadaan sesak nafas, menempuh pendakian tangga tanpa tabung oksigen dan kursi roda. Bukan hanya itu saja, bahkan keluarga pasien sempat dilarang oleh salah seorang perawat agar tidak melakukan perekaman.

Hingga saat ini, video tersebut telah dibagikan oleh Ratusan pengguna akun Medsos baik di Facebook maupun Instagram dan WhatsApp. (wow)