Ditanya Soal Kisruh Mutasi Dua Dokter Spesialis, Dewas RSUD Daud Arif Alam Sukisman Ngaku Sakit Kepala

Ditanya Soal Kisruh Mutasi Dua Dokter Spesialis, Dewas RSUD Daud Arif Alam Sukisman Ngaku Sakit Kepala

BEKABAR.ID, TANJABBARAT - Dewan Pengawas (Dewas) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daud Arif Kualatungkal, Alam Sukisman, memilih bungkam saat dihujani pertanyaan oleh awak media usai keluar dari ruang rapat bersama anggota Komisi II pada Senin (3/6/2024).

Meski terus dikejar oleh rekan media, Dewas tetap menghindar dan berusaha merapat ke Direktur Utama (Dirut) RSUD Daud Arif Kualatungkal. "Ke pak Dirut saja ya, nanti dulu, kepala saya lagi sakit," ucapnya singkat sambil menghindari kerumunan awak media.

Hingga berita ini diterbitkan, Dewas tidak memberikan sepatah kata pun atau menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan oleh awak media. Sikap bungkam dan terkesan menghindar ini menimbulkan tanda tanya besar tentang kredibilitas dan transparansi kinerja Dewas.

Atas sikap Dewas yang memilih bungkam dan menghindar dari media, awak media mempertanyakan integritas kinerja Dewas. Mereka meminta Bupati Tanjung Jabung Barat untuk mengevaluasi kembali Dewas RSUD Daud Arif. Langkah ini dinilai penting guna memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan rumah sakit, yang menjadi harapan masyarakat Tanjab Barat.

Sikap diam Dewas justru memperkuat dugaan adanya permasalahan yang harus segera dituntaskan. Evaluasi menyeluruh oleh Bupati diharapkan dapat memberikan kepastian dan kejelasan atas kinerja Dewas RSUD Daud Arif, serta menjawab kekhawatiran publik dan media tentang pengelolaan rumah sakit tersebut.

Sebelumnya, mutasinya dadakan dua orang dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal dr. Septiyanti SpPD, FINASIM NIP dan suaminya dr. Y. Budi Andrianto Sp. B, Subsp.Ped(K) menjadi sorotan. Pasalnya mutasi itu disebut-sebut kangkangi prosedur dan merugikan pasien. Berbagai dugaan pun mecuat, diantaranya kebobrokan manajemen rumah sakit hingga arogansi para petinggi rumah sakit kepada tenaga medis.

Kemudian, persoalan keungan dengan tunggakan hak-hak tenaga medis selama lima bulan disebut-sebut juga menjadi indikator penyebab pecahnya kisruh ini.

Selain itu, dari data yang berhasil dihimpun, anggaran jasa medik yang mencapai hingga Rp 2 milyar yang seharusnya didapat dari klaim pihak BPJS, tak kunjung cair. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya jika diakumulasikan selama lima bulan terakhir, ditaksir mencapai Rp 10 milyar, nilai ini terhitung sejak Januari 2024 hingga Mei 2024.

Indikasi lain karena dr.Septiyanti, SpPD,FINASIM yang kerap mempertanyakan uang jasa medik dan niatnya yang ingin memperjuangkan hak tenaga medis lain, disinyalir menjadi pemicu gerahnya pihak petinggi RSUD Daud Arif dengan dr.Spti beserta suaminya.

Dirut RSUD Daud Arif Kuala Tungkal menyangkal semua tudingan-tudingan yang menyudutkannya. Dirinya menyebut karena adanya dugaan menelantarkan pasienlah yang jadi dasar mutasi.

“Karena saya ada dapat laporan adanya pasien yang ditelantarkan oleh Bu Septi ini. Lagian masalah uang itu, ibu ini masih sibuk ngurusin sisa uang yang lama dari tahun sebelumnya,”pungkas direktur RSUD ini.

Editor: Sebri Asdian