Dikabarkan Erupsi, Ternyata Gunung Kerinci Kondisinya Begini

Dikabarkan Erupsi, Ternyata Gunung Kerinci Kondisinya Begini

0

BEKABAR.ID, KERINCI - Sejumlah unggahan di media sosial Twitter menyebutkan empat gunung api di Indonesia mengalami erupsi secara serentak.

Unggahan ini viral di media sosial Twitter.

Keempat gunung api tersebut adalah Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Kerinci, dan Gunung Semeru.

Dilansir dari kompas.com, saat dikonfirmasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, informasi tersebut tidak sepenuhnya benar.

Empat gunung yang disebutkan di atas tidak meletus secara serentak, tetapi dalam waktu yang berdekatan.

Kepala Pusat PVMBG Kasbani mengatakan, erupsi gunung api di Indonesia terjadi setiap hari.

Namun, erupsi yang terjadi di empat gunung (Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Kerinci, dan Gunung Semeru) tidak terjadi secara bersamaan.

"Emang sudah biasa ada beberapa gunung api erupsi di Indonesia. Setiap hari selalu ada erupsi. Tidak tepat kalau dikatakan bersama-sama waktunya," kata Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Kasbani menjelaskan, erupsi dari keempat gunung api yang tersebar di berbagai daerah ini terjadi pada periode waktu yang berdekatan.

Ia menegaskan, erupsi yang terjadi pada keempat gunung api tersebut tak saling berkaitan karena setiap gunung api mempunyai dapur magma masing-masing.

"Satu erupsi dengan erupsi lainnya tidak berkaitan karena memiliki dapur magma masing-masing," ujar dia.

Sejauh ini, lanjut Kasbani, tak ada peningkatan erupsi seluruh gunung api di Indonesia.

Gunung Kerinci berada pada tingkat aktivitas level II atau waspada. Gunung ini mengalami erupsi tidak menerus.

Letusan terakhir terjadi pada 30 Maret 2019 yang menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 meter di atas puncak.

Melalui rekaman seismofraf pada 10 April 2020, tercatat adanya 105 kali gempa perpindahan dan tremor menerus (microtremor) amplitudo 0,5-1 mm (dominan 1 mm).

Terpisah, penjaga kaki Gunung Kerinci Dudung dikomfirmasi Minggu, (12/04/20) menyebutkan, asap putih kemerahan dengan intensitas condong ke arah utara terjadi pada hari Jumat (10/04/20) sekitar pukul 9.18 Wib.

"Sayangnya alat sesmograf dalam kondis rusak jadi hanya bisa kita lakukan dengan menggunakan alat digital, masyarakat sekitar tidak perlu panik," katanya.

Sementara, Mardiansyah, pihak BMKG Kerinci mengatakan, jika dikaitkan dengan cuaca, hal itu sangat mengganggu aktivitas penerbangan, karena sangat berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

"Sebaiknya jalur penerbangan disekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan," katanya.

Perihal rekomendasi, ia mengungkapkan masyarakat disekitar Gunung Kerinci dan pengunjung maupun wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada dipuncak Gunung Kerinci didalam radius 3 kilometer dari kawah aktif. "Masyarakat dilarang beraktifitas didalam radius bahaya/KRB III," jelasnya. (rgk/wow)