BEKABAR.ID, JAMBI - Sebuah pesan WhatsApp masuk ke ponsel saya. "Kenapa bang Jafar tengah malam kirim pesan," gumam saya saat itu. Pesan itu saya buka, dan baca sampai habis. 2 kali saya baca malah. Salut saya untuk bang Jafar.
Berikut adalah isi pesan pamit dari beliau.
Kembali Pulang oleh Panggilan “Emak” dan Kampus
Saya menghadapi situasi-situasi sulit sejak enam bulan belakangan. Berawal ketika ayahanda saya Muhammad Amin wafat pada Jumat 16 Oktober 2020, lalu. Ibu.., sejak hari itu kelihatan sekali sangat terpukul. Kendati ia berusaha tetap tegar, tapi, wajahnya tak pernah seceria dulu lagi. Sejak saat itu saya berkomitmen mendampingi beliau dengan cara hampir setiap akhir pekan pulang-pergi, Kerinci – Jambi.
Beberapa kali Ibu meminta saya kembali ke Kampung, tidak perlu bolak-balik Kerinci – Jambi. Namun karena kondisi Ombudsman Perwakilan Jambi masih tidak mungkin ditinggalkan, maka saya masih berusaha bertahan sampai Februari 2021. Pada Februari 2021 kemarin, saya harus membuat keputusan mahaberat itu.
Saya memilih untuk pulang ke Kerinci, sesuai kehendak ibu dan terpaksa dengan berat hati meninggalkan jabatan Kepala Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Jambi. Sebelum keputusan berat itu diambil, saya sudah berdiskusi dengan pengampu ORI wilayah Jambi. Juga dengan pimpinan ORI di pusat. Sembari bisa memenuhi keinginan Ibu, harapan saya juga bisa sekaligus mendukung kemajuan kampus IAIN Kerinci.
Syukurlah….pimpinan dan Sekjen dan Pejabat utama lainnya memahami kondisi saya.
Perlu saya sampaikan, bahwa Ombudsman saat ini dalam kondisi sangat baik. Sistemnya sudah berjalan. Siapapun yang menggantikan saya nanti, tinggal meneruskan saja program-program yang dicanangkan. Sembari, tentu saja saya akan selalu meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk Ombudsman. Karena, sekali kita menjadi Insan Ombudsman, predikat itu tidak bisa lepas selamanya. Ada banyak data dan fakta yang harus dirahasiakan dan tetap terjaga meskipun secara formal kita tidak lagi di ORI.
Ombudsman juga sudah memiliki kantor sendiri. Tidak lagi mengontrak seperti dulu-dulu. Saya, tentu amat merasa sedih meninggalkan Ombudsman. Apalagi, saya ikut berjibaku mengurus kantor baru, yang merupakan asset pinjaman dari Pemerintah Provinsi Jambi itu. Jalannya panjang dan memeras keringat.
Makanya, air mata saya berlinang ketika berpisah dengan adik-adik Ombudsman, pada Jumát pekan lalu. Saya, terhitung 1 Maret 2021 kemarin sudah resmi tak menjabat Kepala Ombudsman RI Jambi.
Saya izin pamit pulang Kerinci. Kembali lagi ke habitat awal, sebagai pengajar di IAIN Kerinci dan membantu kampus kami yang berada di kaki gunung Kerinci, ujung paling barat Provinsi Jambi untuk berkembang mengejar kemajuan ilmu pengetahuan.
Saya, tentu dengan dukungan seluruh civitas akademika, akan berusaha sekuat tenaga menghadirkan program studi Ilmu-ilmu sosial dan politik yang sampai saat ini belum satupun ada program studinya di Kerinci. Padahal ilmu ini peminatnya cukup tinggi, terutama bagi para ilmuan, kalangan aktivis dan politisi. Saya akan kembali menghidupkan Lembaga Riset Idea Institute, yang sempat saya matikan ketika menjadi Kepala Ombudsman.
Sebagai ilmuwan politik, saya akan kembali menjadi seorang pengamat. Wabilkhusus kepada sahabat-sahabat jurnalis, saya sampaikan telah bersiap kembali untuk dijadikan narasumber dalam memotret fenomena politik dari perspektif akademis. Yang mana, kondisi ini tidak bisa saya penuhi ketika menjabat Kepala Ombudsman. Untuk itu, saya memohon maaf.
Kepada adik-adik dan insan Ombudsman, jangan berhenti untuk terus berkarya dan berprestasi.
Semoga Allah SWT memberkahi hidup kita semua. Amin!
Wassalam
Dr. Jafar Ahmad, S.Ag., M.Si.
(*)