“Sekepal Tanah Dari Surga”, Pembabatan Hutan di Mana-mana!

“Sekepal Tanah Dari Surga”, Pembabatan Hutan di Mana-mana!

Oleh:
Reski Afdol
Mahasiswa Semester 1 IAIN Kerinci
Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kerinci

 

Kabupaten Kerinci adalah salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jambi. Letaknya sangat strategis dipenuhi hamparan Bukit yang hijau membuat pemandangan terlalu indah dinikmati. Jika berkunjung ke Bangka Belitung anda disuguhi dengan wisata pantai maka di Kerinci sebaliknya. Anda akan dimanja oleh pesona Bukit barisan. Anda akan dikelilinggi oleh pegunungan dan perbukitan yang memberikan nuansa hijau dan segar.

Kerinci dikenal dengan sebutan Bumi  Sakti Alam Kerinci atau juga dikenal dengan Kerinci sekepal tanah SurgaTanah yang subur dan dihiasi berbagai hasil perkebunan dan pertanian.

Begitulah, konon, Kerinci adalah sekepal tanah surga yang dilempar oleh Tuhan ke bumi. Karena itu, Kerinci terkenal sebagai kabupaten paling elok di Provinsi Jambi.

Seperti namanya, kata kerinci berasal dari bahasa Tamil: Kurinji, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India selatan di ketinggian di atas 1.800 meter di atas permukaan laut. Tak cuma danau dan gunung yang menawarkan kemolekan, di bumi Kerinci juga terdapat berbagai peninggalan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Membayangkan hal itu, yang muncul tentunya adalah keindahan. Namun  hal itu kelestarian alam yang dulunya sebagai entitas dari Kerinci kini telah memudar, begitupun dengan keindahan alam yang menjadi ikonnya. Kini keadaannya kian luput dari pandangan para penguasa dan masyarakatnya.

Dihitung dari awal tahun 2021 hingga penghujung tahun, terdapat puluhan bahkan ratusan kasus deforestasi di Indonesia. Tentunya di dalam kasus tersebut juga termasuk di Kerinci.

Salah satunya yakni kasus pembabatan hutan di kaki Gunung Kerinci yang sempat marak di perbincangkan. Pembabatan itu merusak tatanan ekosistem hutan di Kerinci yang selama ini terjaga, belum lagi satwa yang terkena dampak dari ulah pembabatan itu.

Namun, jika hanya berbicara tentang masalahnya saja, keadaan tidak akan berubah. Pembabatan hutan akan terus berlanjut, populasi hutan pun akan terus surut.

Edukasi dari pemerintah dalam hal ini tentunya sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Selain itu peran dari masyarakat itu sendiri serta pihak terkait lainnya, di dalam pengawasan dan pemberlakuan Reboisasi di hutan Kerinci harus ditingkatkan.

Karena, jika hal ini terus dibiarkan, lingkungan yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk manusia, hewan dan tumbuhan akan sirna dengan perlahan. Belum lagi musibah longsor, banjir dan musibah lain yang mengancam.

Kita sebagai manusia yang hidup dimuka bumi dan telah diberikan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya kita berterima kasih kepada Tuhan dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan ini. Mulai dari sekarang marilah kita sama-sama berbenah, baik masyarakat, pihak terkait serta peran pemerintah.