Sekepal Tanah dari Surga, Daratan Tinggi yang Tenggelam di Puncak Sumatera

Sekepal Tanah dari Surga, Daratan Tinggi yang Tenggelam di Puncak Sumatera

Oleh:

Sebri Asdian, SE

Pemimpin Redaksi bekabar.id

Sekepal tanah dari surga, daratan tinggi menawan di puncak Pulau Sumatera yang menjajakan kemolekan alam asri itu, kini menjelma menjadi pemandangan muram dan menyedihkan.

Banjir merendam tanpa ampun, menyatroni keindahan alam yang selama ini menjadi dambaan. Gesekan amarah sungai yang meluap, merobek keharuan hangat ditengah perkumpulan sanak saudara. Begitu pun dengan tanah longsor yang sangat beringas merampas kehidupan, menyisakan luka yang sulit terhapus.

Keindahan yang menawan, perlahan-lahan tenggelam. Lirih, rintih haru dan tangis pun menggema sejauh mata memandang. Begitupun hangatnya keakraban di tengah dinginnya malam, kini sirna, ditelan derasnya banjir badang.

Namun tahukah kita, dibalik dahsyatnya peristiwa ini, ada beberapa titik galian C yang merajalela, praktik pembabatan hutan yang membabi buta, serta pembuangan sampah dimana-mana. Kebiasaan buruk yang dipelihara itu nyatanya telah memupuk dahsyatnya bencana.

Galian C

Dampak galian C di hulu Sungai Batang Merao menjadi kisah pahit bagi lingkungan dan masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh. Galian C yang dilakukan tanpa pertimbangan matang, telah mengakibatkan serangkaian permasalahan yang merugikan banyak warga.

Sungai Batang Merao, yang dulu jernih dan alami, kini berubah menjadi sungai keruh dan tercemar. Ekosistem sungai yang seharusnya menjadi tempat hidup bagi berbagai flora dan fauna, kini rusak dan terancam punah.

Belum lagi tanah dan sedimentasi yang terbawa oleh air membuat sungai menjadi dangkal dan mudah meluap. Proses penggalian material yang tidak terkendali, menjadikan sungai kehilangan kedalamannya, mengurangi dalam menampung air serta mengakibatkan banjir.

Masyarakat yang bergantung pada Sungai Batang Merao untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari juga turut merasakan dampaknya. Sungai yang seharusnya menjadi sumber air bersih, kini tak lagi bisa digunakan karena tercemar oleh material galian C.

Dengan penuh keprihatinan, masyarakat sekitar sungai kini harus berhadapan dengan beragam konsekuensi dan resiko dari tindakan ketidakbertanggungjawaban para penjahat lingkungan.

Penebangan Hutan

Penebangan hutan turut membawa dampak serius terhadap ekosistem di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Akibat dari penebangan hutan secara liar, malapetaka banjir dan tanah longsor melanda daerah yang seharusnya menjadi hutan yang teduh untuk berlindung. 

Tangan-tangan tak bertanggung jawab yang menebang pohon-pohon hijau itu, telah membuka pintu malapetaka. Padahal, di setiap pohon yang ditebang memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan alam. Hutan yang seharusnya menjadi penyerap air hujan dan penguat tanah, akhirnya lenyap, meninggalkan tanah yang gundul dan rentan terhadap erosi.

Tidak hanya itu, tanah longsor yang disebabkan hilangnya tutupan vegetasi hutan menjadi ancaman serius. Tanah yang tidak lagi memiliki pohon sebagai penahan dan akar sebagai pengikat, menjadi labil dan mudah tergerus air.

Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan juga menjadi pemicu serius terjadinya banjir di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Seolah tanpa memikirkan konsekuensinya, perilaku ini telah memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.

Setiap sudut kota dan desa di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh menjadi saksi bisu dari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang merajalela. Plastik, kemasan, dan berbagai jenis sampah lainnya menumpuk di sungai-sungai, selokan, dan saluran air yang seharusnya berfungsi sebagai jalur pengaliran air.

Penting untuk memahami, bahwa sampah bukanlah hanya masalah estetika, tetapi juga merupakan penyebab langsung dari masalah bencana alam yang kini dirasakan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah bentuk ketidakpedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan bersama.

Peran Pemerintah

Peran pemerintah bak langit yang merentangkan cakrawala, seharusnya memberikan sinar harapan dengan mencari solusi yang meliputi jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan evaluasi mendalam terhadap perizinan pembangunan serta galian C menjadi suatu keharusan yang mendesak.

Pertama-tama, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap perizinan pembangunan. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap proyek pembangunan telah melibatkan analisis dampak lingkungan yang komprehensif. Evaluasi ini mencakup penilaian terhadap potensi risiko bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya, yang dapat timbul akibat dari perubahan tata guna lahan.

Selanjutnya, perizinan terkait galian C juga harus menjadi fokus utama evaluasi. Aktivitas galian C yang tidak terkontrol dapat merusak ekosistem, mengganggu alur sungai, dan meningkatkan risiko banjir. Pemerintah perlu meninjau kembali regulasi terkait galian C dan memastikan bahwa setiap kegiatan pertambangan diawasi secara ketat. Jika ditemui pelanggaran, harus segera ditutup.

Kemudian, transparansi dalam proses perizinan dan pelibatan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan menjadi kunci untuk menghindari konflik dan memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Evaluasi mendalam terhadap perizinan pembangunan dan galian ini tidak hanya menjadi tugas, tetapi juga kewajiban pemerintah untuk melindungi lingkungan dan keselamatan masyarakat. Dengan langkah-langkah yang tepat, pemerintah dapat menciptakan regulasi yang lebih efektif dan mencegah terjadinya bencana.

Selain itu, upaya penanaman kembali hutan dan pengelolaan air juga menjadi poin krusial yang harus diperhatikan.

Pemerintah juga memiliki peran sentral dalam melindungi keberlanjutan hutan, menjaga keanekaragaman hayati, dan mengamankan Sumber Daya Alam (SDA). Oleh karena itu, pencegahan penebangan hutan liar bukanlah tugas yang dapat diabaikan.

Terkait sampah, langkah pertama yang harus diambil oleh pemerintah adalah melalui upaya edukasi. Program edukasi yang intensif harus diterapkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar. Informasi mengenai segregasi sampah, pengelolaan limbah, dan pentingnya daur ulang harus disampaikan secara menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat.

Namun, edukasi saja tidak cukup. Diperlukan pula sanksi yang tegas untuk mereka yang masih meremehkan pentingnya pengelolaan sampah. Pemerintah perlu menerapkan aturan yang jelas dan memberikan sanksi yang signifikan bagi pelanggaran terhadap ketentuan pengelolaan sampah.

Dengan langkah-langkah konkret dan terukur, diharapkan dapat menciptakan strategi yang efektif untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. Keberlanjutan dan keamanan lingkungan harus menjadi prioritas bersama agar generasi yang akan datang dapat menikmati keindahan alam tanpa harus terhantui oleh ancaman bencana yang harusnya bisa dicegah.

Hukuman

Sungguh, bukan hujan yang patut disalahkan, melainkan ulah tangan manusia sendiri yang telah merusak alam. Sebuah hukuman, itulah yang mungkin harus diambil sebagai bahan renungan. Hukuman yang muncul, tentulah sebagai dampak dari ketidakpedulian kita terhadap lingkungan.

Tragedi ini adalah sebuah panggilan untuk bersama-sama bertabayun, melakukan koreksi diri, dan berbenah demi perbaikan. Kita harus menyadari bahwa ini bukan hanya sekadar bencana alam, melainkan hasil dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Kedepan, mari kita bersama-sama menjaga alam dan lingkungan, karena ini bukan hanya untuk kita, namun juga untuk masa depan anak cucu yang akan datang.

Seruan ini bukan sekadar nasihat, melainkan sebuah panggilan untuk bersama-sama merawat tanah air Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Sebagai masyarakat yang memiliki andil dalam menentukan masa depan Kerinci dan Sungai Penuh, kita perlu bersatu dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam.

Dengan menjaga alam, berarti kita turut menjaga keberlanjutan kehidupan. Hanya dengan langkah bersama kita dapat melestarikan keindahan dan keseimbangan yang masih tersisa. Selain itu, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mewariskan alam yang lestari dan sejuk.

Semoga tragedi ini bisa menjadi titik balik, di mana kita semua bangkit bersama dalam kepedulian dan aksi nyata untuk melindungi bumi tempat kita tinggal ini.