Oleh: Maslakhah
Mahasiswa MIE UNJA
Berniaga atau berdagang merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdagang adalah kegiataan jual beli untuk memperoleh keuntungan. Dalam islam, berdagang sangat di anjurkan. Untuk itu, berniaga atau berdagang dalam sudut pandang islam adalah suatu pekerjaan yang mulia. Sebagaimana Hadist yang diriwatkan oleh Ahmad (Imam Hambali) “Wahai Rosullullah, mata pencaharian apakah yang paling baik ? “ Beliau bersabda,”Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mamrur (diberkahi).”(HR.Ahmad 4:141, Hasan Lighoiri).
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok teladan bagi kita. Nabi Muhammad SAW juga merupakan seorang pedagang. Beliau pertama kali berdagang saat berumur 12 tahun, kala itu Rosullullah di ajak oleh pamanny Abu Thalib untuk berniaga. Ketika berdagang, Nabi Muhammad SAW selalu berpegang teguh pada syariat-syariat islam. Beliau selalu jujur terkait barang dagangannya.
Melihat dari cara Nabi Muhammad berdagang, untuk itu ada beberapa tips berniaga dalam islam yang patut kita terapkan dalam berniaga, yaitu:
1. Diawali dengan niat yang baik karena Allah SWT
Apapun yang kita lakukan haruslah dimulai dengan niat yang baik karena Allah SWT dengan mengharapkan Ridho dan Keberkahannya dalam segala apa yang kita lakukan. Termasuk dalam berniaga. Niatkanlah karena Allah SWT agar usaha kita dapat berjalan dengan lancar dan tentunya berkah.
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Jujur
Jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh semua orang. Dalam berniaga sifat jujur sangatlah diperlukan agar kegiatan jual beli tersebut menjadi semakin berkah. Jujur tentang barang dagangan artinya tidak ada informasi terkait barang dagangan yang sengaja disembunyikan dari pembeli dengan maksud tertentu, selanjutnya jujur terkait takaran/timbangan dengan tidak mengurangi takaran timbangan. Nabi muhammad SAW selalu jujur terkait dagangannya sehingga beliau mendapat julukan Al-Amin ( yang terpercaya). Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 35 “ Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Qs-Al-Isra’:35). Hal ini jelas menegaskan bahwa kita selaku penjual tidaklah boleh mengurangi takaran timbangan ataupun merekayasa timbangan demi meningkatkan keuntungan.
3. Bersikap ramah terhadap pembeli
Bersikap ramah terhadap pembeli merupakan suatu keharusan apabila kita ingin usaha kita berjalan lancar dan tentunya disenangi oleh pelanggan kita. Dengan kita bersikap ramah tentu saja akan menjadi daya tarik pembeli sendiri. Nabi Muhammad SAW dalam berdagang pun selalu bersikap ramah terhadap pembelinya.
4. Tidak menjual barang yang haram
Islam sudah sangat jelas dalam menentukan yang mana barang yang haram. Untuk itu, kita selaku umat muslim tentu saja tidak boleh memperjual-belikan barang-barang yang diharamkan dalam islam. Untuk itu dalam berniaga sudah sepatutnya kita menjual barang-barang yang halal dan baik sehingga barang yang kita perjual-belikan memili manfaat yang baik bagi para pembeli.
5. Tidak menjelek-jelekkan dagangan orang lain
Dalam berniaga, kita tidak boleh menghalalkan segara cara untuk meningkatkan keuntungan. Misalnya dengan menjelek-jelekkan dagangan orang lain dengan tujuan supaya para pembeli tidak lagi membeli ke orang lain. Tentu hal ini tidak boleh karena sudah jelas bertentangan dengan syariat islam.
6. Tidak menimbun barang
Menimbun barang adalah kegiatan dimana seseorang membeli suatu barang dengan jumlah yang banyak dan menyimpannya dengan kurun waktu tertentu dengan tujuan agar dapat menjual barang dengan harga yang cukup tinggi (berkali-kali lipat). Hal tersebut merupakan suatu perbuatan hal yang dzolim.
Sebagaimana diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan penimbunan melainkan dia adalah pendosa.” (H.r. Muslim)
7. Mengambil keuntungan yang sewajarnya
Dalam berniaga kita patut meniru Nabi Muhammad SAW dalam hal mengambil keuntungan. Beliau selalu mengambil keuntungan yang sewajarnya. Bahakan disaat pembeli menanyakan modal nya, Nabi Muhammad SAW akan menjawab sejujur-jujurnya terkait modal nya.
Jika kita terlalu banyak mengambil keuntungan tentu akan membuat harga jual barang kita menjadi lebih tinggi. Hal ini tentu akan menyebabkan dagangan kita menjadi kurang laku.
8. Tidak lupa Beribadah
Sesibuk apapun kita dalam berusaha (berdagang) sudah sepatutnya dan seharusnya kita tidak lali dalam beribadah. Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan bisnisnya tidak pernah lalai dalam hal ibadah. Tentu hal itu menjadi salah satu kunci agar usaha kita tetap berjalan lancar.