Studi Banding bahkan Disinyalir Liburan di Tengah DBD & Persiapan MTQ Tingkat Provinsi di Kerinci, Pejabat dan Kepala Puskesmas Disorot, Kadis Diam

Studi Banding bahkan Disinyalir Liburan di Tengah DBD & Persiapan MTQ Tingkat Provinsi di Kerinci, Pejabat dan Kepala Puskesmas Disorot, Kadis Diam

BEKABAR.ID, KERINCI - Kerinci, yang saat ini tengah dilanda wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), menjadi sorotan publik setelah diketahui bahwa hampir separuh dari pejabat, kepala puskesmas, dan bendahara melakukan studi banding ke Batam. Lebih mengejutkan lagi, sumber bekabar.id menyebutkan bahwa sebagian dari rombongan tersebut melanjutkan perjalanan liburan ke Singapura, meskipun kondisi di Kerinci sedang darurat kesehatan.

Sementara masyarakat Kerinci berjuang menghadapi lonjakan kasus DBD, belum ada tindakan konkret dari Dinkes Kerinci untuk menanggulangi masalah ini. Di beberapa wilayah, banyak masyarakat yang mengeluhkan kurangnya upaya pencegahan dan pengobatan yang memadai. Situasi ini menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama karena para pejabat yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penanganan krisis kesehatan justru terlihat lebih fokus pada studi banding dan perjalanan luar negeri.

Tidak hanya itu, kegiatan studi banding ini juga mendapat sorotan tajam karena Kerinci tengah mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-53 Provinsi Jambi. Dengan waktu yang semakin dekat, banyak pihak mempertanyakan prioritas pemerintah daerah dalam mengalokasikan sumber daya dan perhatian.

Menanggapi situasi ini, kader Himpunan Mahasiswa Kerinci Sungai Penuh (HIMSAK) Zikri Ramadhan mengaku prihatinkan melihat feenomena para pejabat lebih memilih studi banding ke luar daerah, bahkan hingga liburan ke Singapura, sementara warga Kerinci sedang berjuang melawan wabah DBD. “Kami merasa bahwa mereka tidak peka terhadap keadaan darurat yang sedang terjadi. Ini bukan waktunya untuk jalan-jalan, ini waktunya untuk bekerja dan menunjukkan kepedulian nyata,” ujarnya, Selasa (17/09/24)

Zikri juga menyoroti urgensi penanganan DBD dan bagaimana pejabat seharusnya mengutamakan kesehatan masyarakat. "Ketika masyarakat membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk mengatasi masalah kesehatan, pejabat kita justru sibuk berwisata. Wabah DBD adalah krisis yang membutuhkan perhatian segera, dan kami tidak melihat ada langkah konkret dari pemerintah. Ini bentuk pengabaian yang tidak bisa kami toleransi," tambahnya.

Dia juga mempertanyakan penggunaan anggaran studi banding di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan kebutuhan yang mendesak untuk alokasi dana kesehatan dan persiapan MTQ. "Studi banding ini menguras anggaran yang seharusnya bisa digunakan untuk membeli peralatan medis, obat-obatan, atau meningkatkan fasilitas kesehatan. Ini adalah langkah yang tidak bijaksana dan menunjukkan bahwa prioritas Dinkes kita salah," celutuk Zikri.

Menanggapi hal itu, Pj Bupati Kerinci kepada bekabar.id mengaku baru mendapatkan informasi terkait hal ini. Dia menyatakan akan memberi sanksi tegas jika hal tersebut benar. “Saya baru dapat informasi ini kalau benar, akan kita berikan sanksi tegas. Ditengah kita sibuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah MTQ begini sambutan ASN kita,” ujar Asraf, Minggu (15/09/24).

Sementara, Kepala Dinkes Kerinci Hermendizal belum menanggapi berbagai persoalan ini sejak dikonfirmasi beberpa waktu lalu.

Kritik ini mencerminkan kekecewaan masyarakat, terutama kalangan muda, terhadap cara pemerintah menangani situasi darurat kesehatan dan acara besar yang sebentar lagi akan berlangsung di Kerinci. Mahasiswa menuntut transparansi terkait tujuan dan hasil dari studi banding ini serta mendesak pemerintah untuk segera fokus pada penanganan DBD dan persiapan MTQ.

Sementara itu, masyarakat Kerinci berharap agar para pejabat yang sedang studi banding dapat segera kembali dan menunjukkan aksi nyata untuk menanggulangi wabah yang kian mengkhawatirkan.

Editor: Sebri Asdian