BEKABAR.ID, JAMBI - Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Jambi Hendra Kurniawan
memberikan tanggapan terkait isu miring yang menjadi buah bibir masyarakat dan
kader Muhammadiyah se-Provinsi Jambi.
Namun, responsnya menarik perhatian karena tidak langsung
mengomentari isu tersebut. Dalam tanggapannya, rektor yang sempat viral dengan
gelar doktornya itu, hanya mengirim sebuah link artikel yang berjudul “Apa Itu
Dosen Luar Biasa? Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!” dari situs web
“Mungkin ini bisa jadi bahan bacaan untuk memperkaya literasi
kita bersama,” kata dia via WhatsApp, Selasa (26/03/24).
Ketika dikonfirmasi terkait kebenaran indikasi penurunan mahasiswa atau
banyak mahasiswa yang pindah, sang rektor tak bergumam. Begitu juga dengan masalah
sistem administrasi manajemen yang
disorot tidak jelas (bobrok, red) di UM Jambi serta ketidaktransparannya terhadap data
PMB, dia tak mampu menjelaskan dan memilih bungkam.
Sebelumnya, situasi yang kurang menguntungkan tengah
menghampiri Universitas Muhammadiyah (UM) Jambi, sebuah lembaga pendidikan
swasta yang disebut-sebut paling bergengsi di Provinsi Jambi itu diterpa isu
tak sedap.
Informasi yang berhasil dihimpun, hal itu bermula ketika para
dosen DLB (Dosen Luar Biasa) UM Jambi diberhentikan dengan hanya secarik ucapan
terima kasih.
Ironisnya, surat pemberhentian para dosen ini hanya berupa
secarik surat ucapan terima kasih yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas
Ekonomi UM Jambi, Hasan Basri. Kondisi administrasi yang seperti ini cukup
memprihatinkan, lucu saja rasanya, untuk sebuah kampus sekaliber universitas,
namun administrasinya disebut-sebut sungguh tak berkualitas.
Keputusan ini menjadi semakin aneh karena pengurangan dosen
dilakukan pada semester genap, yang menandakan ketidakjelasan dan
ketidakberesan dalam manajemen akademik kampus.
"Inikan menimbulkan indikasi manejemen akademik yang
tidak jelas dan bobrok. Semester genap kan mahasiswanya masih yang lama, dengan
kejadian ini artinya banyak mahasiswa yang tidak masuk atau yang berhenti
kuliah ditengah jalan," ujar sumber kepada bekabar.id, Senin (25/03/24).
Selain itu, kurangnya transparansi dari pihak kampus juga
menjadi perhatian, dengan minimnya informasi yang tersedia mengenai jumlah
mahasiswa baru pada tahun ajaran sebelumnya. Situasi ini semakin diperburuk
dengan merosotnya jumlah mahasiswa, yang merupakan pertanda bahaya bagi
kelangsungan kampus ini.
"Bisa jadi ini juga tanda bahwa kelas tidak ada lagi,
karena kurang mahasiswa, maka dosen DLB tidak dikasih mengajar lagi di kampus.
Universitas Muhammadiyah (UM) Jambi. Dosen NIDK hampir separuh dikurangi,
sementara yang NIDN masih dipertahankan," ungkap sumber.
Tantangan yang dihadapi UM Jambi semakin nyata, dan langkah
serius harus segera diambil untuk mengatasi masalah ini. Peningkatan jumlah
mahasiswa baru dan perbaikan manajemen akademik menjadi hal yang sangat penting
untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan kampus ini.
Bagaimana kelanjutannya? ikuti terus di bekabar.id
Editor: Sebri Asdian