BEKABAR.ID, KERINCI - Setelah
disorot soal insident kericuhan saling lempar gelas dan mic yang terjadi antara
oknum anggota DPRD Kabupaten Kerinci dengan TAPD pemerintah daerah Kabupaten
Kerinci beberapa waktu lalu, kini kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Kerinci kembali tuai kritikan mengenai penebangan hutan di kaki
Gunung Kerinci.
Betapa
tidak, persoalan penebangan hutan dinilai tak diselesaikan secara tuntas oleh
para perwakilan rakyat ini.
Aktivis
Mahasiswa Kerinci Agri Randa Saputra mengatakan penebangan hutan di kawasan
kaki Gunung Kerinci saat ini sudah sangat meresahkan. Menurutnya, banyak dampak
buruk jika hal ini terus dibiarkan.
“Dampaknya tentu sangat luas, mulai dari hilangnya kesuburan tanah karena serapan sinar matahari yang terlalu banyak sehingga tanah menjadi sangat kering dan gersang, hingga nutrisi dalam tanah itu pun mudah menguap,” terang Agri.
Ketika tanah
sudah kehilangan banyak nutrisi, lanjutnya, maka reboisasi menjadi hal yang
sulit dan budidaya di lahan juga akan menjadi tidak memungkinkan. “Kalau sudah
begitu, kita hanya tinggal menunggu datangnya bencana,” imbuhnya.
“Belum lagi
punahnya keanekaragaman hayati akibat penebangan liar yang dilakukan secara
besar-besaran,” ujarnya
menambahkan.
Untuk itu, Agri mendesak DPRD Kabupaten Kerinci agar
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan maksimal. "Saya melihat anggota dewan kita
seolah-olah hanya bersuara disaat kepentingannya tidak diakomodir, namun ketika
ada persoalan yang begitu nyata dan mendesak, DPRD Kerinci malah diam," celutuk
Agri.
Ditambahkannya,
sinergi antara pihak eksekutif, legislatif serta unsur terkait sangatlah diperlukan
untuk menemukan solusi dari persoalan ini. "Harus ada langkah konkrit dan kami siap
membersamai, namun kalau tetap tutup mata dan tutup telinga terkait
permasalahan yang sangat serius ini, maka kinerja wakil rakyat kita perlu dipertanyakan," tutupnya. (dnd)